Share

30. Kenapa dulu kamu mau?

“Ya Allah! Kenapa rumahku jadi kayak rumah hantu begini? Kalau Ibu masih ada, pasti dia sudah banyak ngomel.”

David membuka jas Pradanya dan digunakan untuk melap kursi teras yang kotor. Ia dudukan Rufy di sana. “Kamu sakit? Mana yang sakit? Mau Ayah obati?” tawar David.

Rufy menggeleng.

“Kalau sakit, bilang sakit.”

“Upi dagoan,” tolak Rufy.

“Ultraman juga kalau sakit ke dokter. Kalau sakitnya parah, nanti enggak bisa lawan monster lagi,” nasihat David.

“Gitu?”

“Iya. Makanya .... Mana yang sakit? Biar Ayah yang obati.”

Rufy menunjukan lengannya yang terkena gesekan ke tanah. “Wah, ini harus diberi iodine. Ayah beli dulu, ya?”

David berdiri dan lari ke warung di depan. Saat ke sana, Pak Hamid yang menunggui warung kaget melihat penampilan David sekarang. Anak yang dulu nongkrong pakai seragam dengan topi yang padnya diputar ke belakang, kini jadi terlihat gagah dengan kemeja rapi dan rambut yang ditata.

“David? Kamu sudah balik? Alhamdulillah. Kasian itu Si Vinza nyariin kamu. Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status