Share

bab. 6

Jatuh cinta merupakan anugerah dari yang kuasa yang perlu kita syukuri, dan kalaupun kita jatuh cinta kepada orang yang tidak tepat seperti suami orang juga merupakan suatu anugerah cinta, tergantung bagaimana kita menyikapi cinta itu, dipendam sendiri demi tidak ada yang sakit hati atau terus melanjutkan mengejar cinta itu tanpa perduli dengan pasti ada hati yang akan terluka nantinya.

Syafira adalah salah satunya, gadis yang dianugerahi cinta oleh sang Illahi yang tidak bisa memposisikan letak cintanya. Dia jatuh cinta kepada suami dari kakanya sendiri yang telah merawat dan membesarkannya meski tidak ada ikatan darah diantara mereka.

Tanpa berpikir panjang, tanpa memikirkan perasaan Inara yang merupakan kakanya, dia terus memamerkan dan menggoda sang Abang ipar.

Dimana saja pun tempatnya dia selalu mencuri-curi pandang dan juga mencari-cari perhatian Bayu, Abang iparnya.

Sering bahkan selalu dia memamerkan lekuk tubuhnya kepada Bayu jika Inara lagi tidak dirumah.

Banyak trik dan caranya agar bisa dekat dengan Bayu.

Sekali dua kali Bayu merasa risih dengan sikapnya Syafira. Bukan sekali dua kali Bayu menyuruh Inara agar Syafira ngekos saja. Dengan alasan takut fitnah orang lain dikarenakan Inara sering bekerja diluar, Bayu sering meminta agas Syafira dijauhkan dari keluarganya.

Dan Inara yang benar-benar polos tidak paham dan tidak mengerti maksud Bayu selalu menolak permintaan suaminya, Inara selalu takut kalau Syafira sampai ngekos sendiri tanpa pengawasannya.

"Mas tau sendiri lah kayak mana jaman sekarang, aku belum bisa melepasnya mas, tunggu lah beberapa tahun lagi sampai dia benar-benar dewasa, kata Inara.

Bayu sebenarnya ingin jujur bagaimana sikap Syafira yang selalu menggodanya, tetapi disisi lain dia takut jika Inara tersinggung dan menjadi malapetaka dalam rumah tangganya. Dia tidak ingin kejujurannya akan menjadi biang masalah yang pastinya akan mendatangkan pertengkaran antara dia dan istrinya, Inara.

Berulangkali Bayu tetap bisa mengontrol hati, emosi, perasaan dan nafsunya. Dia selalu mencari alasan untuk menjauhi jarak antara dia dan Syafira.

Akhirnya pertahanan dia roboh ketika Inara menyuruhnya menjemput Syafira sekolah. Sudah berbagai alasan dibuatnya tetapi dasar Inara nya yang tidak kepikiran yang bukan-bukan terus memaksa suaminya untuk menjemput sang adik.

"Ayolah mas, udah mendung, kasihan Syafira nya nanti gak ada angkot karena hujan."

Tetap berlasan capek dan juga malas Bayu enggan untuk menjemput Syafira, dia benar-benar takut untuk berdekatan dengan Syafira.

Karena terus-menerus didesak oleh Inara, mau tidak mau, ingin tidak ingin dengan berat hati dan meski setengah hati Bayu melangkahkan kakinya untuk menjemput Syafira.

Sebelum Syafira sering menggodanya, Bayu sebenarnya sering menjemput adiknya kalau lagi ada kuliah sore yang pasti pulangnya malam yang membuat dia akan susah pulang karena tidak angkutan umum.

Melihat Bayu datang menjemputnya, dada dan hati Syafira bergetar. Ingin rasanya dia berteriak dan menari-nari betapa dia sangat bahagia.

Sudah lama Bayu mejaga jarak darinya yang membuat dia galau setiap hari.

Sebenarnya Syafira merupakan gadis yang sangat cantik, karena kecantikannya pula lah yang membuat Inara khawatir melepasnya untuk tinggal sendiri.

Bukan tidak banyak laki-laki yang menginginkan nya, bukan satu, dua atau tiga yang datang menyatakan cinta kepadanya, tetapi ditolaknya mentah-mentah dengan alasan kalau dia ingin fokus kuliah dan mengejar cita-cita.

Kalau lah Inara dan seisi dunia tau kalau alasan dia tetap sendiri karena seorang Bayu, mungkin seisi dunia akan mencemooh, memaki dan juga menghujatnya.

Dia simpan rapi perasaannya, yang tau hanya dia dan Bayu.

Tanpa basa-basi dia langsung naik diboncengan motor Abang iparnya, Syafira sengaja melingkarkan tangannya diperut Bayu yang membuat Bayu salah tingkah. Sesekali tangan Syafira mencolek bagian bawah Bayu yang dari tadi sudah mengeras seperti batu.

Syafira tersenyum, dia semakin memperlancar aksinya, dielus dia pelan-pelan punggung Bayu dari belakang yang membuat dada Bayu berdegup kencang.

Mungkin alam dan takdir lagi berpihak kepada Syafira, entah dari kapan hujan langsung deras yang membuat motor Bayu mogok.

Bayu segera menepikan motornya dan mencari tempat berteduh untuk mereka berdua.

Pondok usang menjadi pilihan yang tepat karena kaki sudah lelah mendorong motor yang tiba-tiba mogok kehabisan bensin.

Bayu duduk dan berharap ada orang lain lewat dan berbaik Budi memberikan tumpangan untuk mereka.

Lama menunggu, hujan semakin deras dan hari yang semakin gelap membuat Bayu menjadi pasrah.

Dia merebahkan badannya, duduk menyandarkan badannya ke tembok pondok usang itu.

Syafira mendekati Bayu, dia beralasan takut dengan kegelapan.

Syafira mulai melakukan aksinya, dia mengelus paha Bayu, dia terus megelus sampai keatas sampai ke tombak keperkasaannya Bayu.

Bayu yang memang dari tadi menahan gejolaknya sudah tidak kuasa lagi melawan dan menolak aksi yang diberikan Syafira.

Dia pasrah dan diam menikmati semua kenakalan adik iparnya.

Bayu yang terus merasa nikmat lupa kalau tombak keperkasaannya sudah berada di mulut sang adik ipar.

"Ahhhhhh, ja-ja-jangan...ahhhhh"

Hanya itu yang bisa diucapkannya, Bayu seperti terhipnotis dengan keliaran Syafira. Dia menarik tubuh Syafira, dia mendekatkan bibirnya ke arah bibir Syafira yang membuat mereka bertukar saliva. Mereka terus berciuman bak anak muda yang lagi kasmaran, tangan Bayu tidak tinggal diam, tangannya terus beraksi mencari kenikmatan yang sedari ditahannya.

Dan saat geloranya benar-benar memuncak, dia ingin menarik celana Syafira yang ditolak Syafira mentah-mentah.

"Aku akan memberikannya saat hatimu sudah mulai tertaut pada ku."

Bayu terdiam, dia pasrah dengan apa yang dikatakan oleh Syafira.

"Tapi kamu tenang saja, aku bukan gadis penyiksa laki-laki, aku akan memuaskan kamu tanpa harus melakukan itu, aku akan bertanggung jawab melemaskan yang telah berdiri ini, ucapnya sambil mengerlingkan matanya.

Syafira menyuruh Bayu berdiri, dia mengeluarkan tombak keperkasaannya Bayu dan melakukan aksinya yang membuat Bayu terperangah karena merasa ada kenikmatan dan sensasi tersendiri yang belum pernah didapatkannya dari Inara.

Syafira terus mengulum tombak Bayu dengan gerakan berirama, tanpa terasa Bayu merasakan ingin melepaskan sesuatu yang telah tertahan dari tadi.

Dia terkulai lesu sambil menatap Syafira yang tersenyum licik kearahnya.

Bayu merasakan ada yang lain didadanya, dia begitu sangat menikmati permainan Syafira. Dia langsung membandingkan Syafira dan Inara, jika bersama Inara dia lah pemainnya dan bersama Syafira dia seperti dipuaskan bukan jadi pemuas.

Bayu segera memakai celananya dan mengajak Syafira untuk berjalan mencari bengkel terdekat.

Saat berjalan, Bayu curi-curi pandang ke arah Syafira. Dia terus membandingkan Syafira dan Inara.

Hidung Syafira yang mancung, mata yang bulat, kulit yang putih bersih sangat jauh berbanding terbalik dengan Inara meskipun Inara juga lumayan cantik, tetapi jika dibandingkan dengan Syafira Inara benar-benar kalah jauh.

"Apa aku jatuh cinta lagi? Ucapnya bermonolog dalam hatinya sendiri.

Syafira yang menyadari Bayu terus memperhatikannya merasa tersanjung. Dia bersikap seolah-olah dia tidak mengetahui dengan sikap Abang iparnya yang sedari tadi meliriknya. Dia tetap santai dan santuy menikmati perannya yang telah dirancangnya menjadi wanita yang harus diperjuangkan.

"Untuk sekarang biarlah aku menjadi wanita serendah-rendahnya di matamu, tapi seiring berjalannya waktu aku pastikan kamu akan bertekuk lutut kepada ku, aku pastikan nantinya kamu akan mengemis-ngemis cintaku." Ucapnya dalam hati dengan begitu percaya diri.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status