Share

bab.9

Bu khadijah dan Ardi langsung membopong tubuh Inara kedalam rumah meski mereka juga dalam suasana panik dan bertanya-tanya kenapa dengan Inara.

Bu Khadijah tau betul bagaimana kuatnya seorang Inara, bisa dipastikan kalau beban yang dipikulnya saat ini benar-benar sudah berat sekali sampai dia terkulai lemah pingsan tak sadarkan diri.

Bu Khadijah merasa sangat cemas melihat kondisi Inara ditambah lagi dengan Bayu yang tidak ada kabar meskipun sudah berulangkali di telepon oleh Ardi.

Dia mondar-mandir seperti gosokan tidak sabar menunggu Inara membuka matanya dan bertanya dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Adnan, suara Inara mengejutkab Bu Khadijah dan Ardi yang dari tadi menungguinya.

Bu Khadijah langsung mendekat dan memeluk Inara, menantunya.

Pecah sudah tangis Inara dipelukan ibu mertuanya, dia terus-menerus menangis mengeluarkan sebak yang ada dihatinya.

Setelah sedikit reda, dia melepaskan pelukannya, ditatapnya Bu Khadijah dan Ardi saling bergantian.

Dengan suara serak dan dengan air mata dia langsung membuka suaranya dan menceritakan dengan semua yang di alaminya.

"Mas Bayu dan Syafira berselingkuh."

Inara terdiam, dia tidak kuasa menyambung kalimatnya kembali dia hanya bisa menangis.

Bu khadijah langsung terkejut, tapi bukan Bu Khadijah namanya yang mengambil kesimpulan sebelum mendengar pengakuan dari Bayu.

Tetapi untuk menyangkal dan membantah ucapan Inara dia tidak sanggup melihat kondisi Inara yang begitu memprihatinkan.

"Kamu istirahat dulu sayang, setelah badan kamu fit dan pikiran kamu tenang kita bahas kembali, ujar Bu khadijah yang memapah Inara ke kamar Nia putri semata wayangnya.

Setelah membiarkan Inara istirahat, Bu Khadijah keluar dan menemui Ardi.

"Inara sudah tidur Bu? Tanya Ardi dengan penasaran.

"Hussss...mulut mu itu. Inara, Inara, Kaka ipar mu itu, meskipun umur dia dibawah kamu tapi dia istri dari Abang mu yang wajib kamu hormati, ucap Bu Khadijah dengan tegas.

Ardi nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Ibu percaya apa ayang diceritakan kan Nara?"

Bu Khadijah merebahkan badannya ke sofa sambil memijit-mijit pelan dahinya karena pusing dengan masalah anak menantunya itu.

Dia diam tidak merespon ucapan anaknya, Ardi.

"Kemana sih anak ini, ujarnya dengan gusar."

Bu Khadijah sangat berharap kalau tuduhan Inara kepada Bayu hanya sebatas karena cemburu, dia sangat berharap kalau anak sulungnya tidak sama dengan mantan suaminya, laki-laki buaya darat.

Dia teringat Syafira, dia langsung mencari kontak Syafira dan langsung melakukan video call.

Sementara Syafira yang tidur dipelukan Bayu merasa terganggu dengan suara handphonenya yang lupa di silent nya.

Karena setengah sadar, tanpa melihat siapa yang menelponnya dia langsung mengangkatnya yang membuat dia terkejut.

"Ibu? Ucapnya yang langsung mematikan sambungan video call mereka berdua.

Jantung Bu Khadijah berdegup kencang, dag,dig,dug.

Wajahnya pucat pasi, nafasnya turun naik menahan emosi, sekujur tubuhnya lemah melihat Bayu tertidur pulas memeluk Syafira ditempat dan selimut yang sama dengan Syafira.

Bisa dipastikan kalau apa yang dikatakan Inara itu merupakan fakta. Pemandangan tadi merupakan jawaban dari segala pertanyaan yang ada didalam benaknya.

Ardi yang ikut menyaksikan pemandangan tadi ikut merasa geram dengan perlakuan Bayu dan Syafira terhadap Inara.

"Kamu lacak dimana keberadaan Bayu sekarang, ibu ingin memberi pelajaran kepadanya, ibu tidak mau punya anak yang tidak tau diuntung seperti itu."

Ardi menggangguk, dengan keahlian yang dimilikinya tidak berlangsung lama dia sudah bisa melacak keberadaan abangnya dari lokasi hanphone Bayu yang selalu aktif.

Setelah lokasi dirasa sudah akurat, Bu Khadijah dan Ardi langsung meluncur ke lokasi setelah menitipkan Adnan dan Inara kepada Nia yang sedang berada dijalan pulang dari kampus.

Tidak perlu menunggu lama hanya butuh waktu 30 menitan mereka sudah sampai ke tujuan yang mereka inginkan.

Bu Khadijah yang langsung masuk tanpa permisi segera di stop oleh satpam hotel tersebut.

Meski sudah menjelaskan panjang lebar Bu Khadijah dan Ardi tetap tidak diperbolehkan masuk karena sudah menjadi prosedur hotel untuk menjaga privasi tamu mereka.

Dengan wajah dan hati dongkol Bu Khadijah meninggalkan hotel tersebut dan mengajak Ardi ke rumah tempat tinggal Inara dan Bayu.

Ardi hanya bisa menggangguk dan mengikuti semua arahan dan ucapan ibunya.

Dan Syafira yang merasa teledor segera membangunkan Bayu dan mengatakan hal yang baru saja terjadi.

"Apa? Ucap Bayu yang langsung berdiri.

Bukan seperti ini yang dinginkan dan direncanakannya. Dia sebenarnya ingin jujur kepada ibunya tentang hubungannya dengan Syafira dengan menyalahkan Inara atas apa yang telah terjadi sekarang ini.

Syafira kaget dengan bentakan Bayu.

Melihat wajah Syafira berubah sendu Bayu segera meminta maaf dan berjanji semua akan berjalan sesuai dengan apa yang mereka rencanakan.

"Aku harus menemui ibu sekarang, ujar Bayu sambil menggenggam tangan syafira.

Syafira mengangguk tanda setuju.

Bayu menatap nakal kearah Syafira.

"Sebelum kita menemui ibu, ada baiknya kamu berikan seteguk madu lagi kepada ku, ucapnya sambil mengedipkan matanya.

Syafira tersenyum nakal, didorong nya badan Bayu hingga terjatuh, dia langsung menimpahi Bayu dan mencium i seluruh tubuh Bayu yang membuat Bayu menggeliat geli.

Dia mengerang dan mendesah, selama bersama Syafira dia terus mendapatkan kenikmatan yang membuatnya ketagihan dan merasa candu.

Bayu mengganti posisi, sekarang giliran dia yang menciumi sekujur tubuh Syafira, tidak lupa dia meninggalkan jejak dileher dan juga di dada Syafira untuk mengatakan kepada semua orang bahwa telah memiliki empunya.

Bayu mengarahkan tombaknya ke sumur bor Syafira, belum 3 menit Bayu sudah mengalami pelepasan yang membuat hati Syafira dongkol tidak menentu.

"Selalu seperti ini, saya belum melayang dia sudah terjun bebas. Hmmmm. Laki-laki lemah, ucap Syafira dalam hatinya.

Meskipun begitu Syafira tetap berpura-pura merasa puas dengan permainannya Bayu.

"Kamu benar-benar perkasa, ucapnya berbohong.

Bayu senang dan dipuji seperti itu, dia benar-benar tidak tau kalau sebenarnya dia merupakan laki-laki yang tidak ada perkasa-perkasanya.

Bayu segera membersihkan badannya setelah mengecup mesra pipinya Syafira, gadis yang sudah menjadi candunya.

Syafira tetap dengan kepura-puraan nya bersikap manis seolah-olah puas dengan layanan Bayu.

"Kamu mandi ya, aku mau istirahat sebentar. Badan ku lemah semua, tenagaku benar-benar terkuras setiap kita melakukannya, ucapnya yang terus membuat kebohongan guna membuat Bayu agar semakin terjerat kepadanya.

Bayu tersenyum dan juga bangga, dia merasa dia benar-benar merupakan laki-laki jantan dan perkasa seperti apa yang keluar dari mulut Syafira.

Sepeninggal Bayu, Syafira menatap langit-langit kamar hotel dan mengingat Bayu yang sangat lemah saat diranjang.

Masih jelas diingatannya, untuk menembus keperawanannya mereka harus berulang-ulang kali melakukan pemanasan dan dibantu dengan obat kuat yang sengaja dibelinya dan dimasukkannya ke minuman Bayu tanpa sepengetahuannya.

"Kok mbak inara begitu sabar selama 7 tahun bersuami Bayu yang lemah syahwat seperti itu, monolognya dalam hati.

Dia sedikit merasa kasihan kepada Inara karena selama 7 tahun ini berarti dia tersiksa bathin karena tidak pernah puas dengan pelayanan Bayu.

Sementara Bayu yang mandi dikamar mandi tersenyum dan bersiul-siul bahagia. Bukan tanpa alasan dia sangat bahagia, pujian yang diberikan oleh Syafira mematahkan ucapan Inara yang mengatakan kalau Bayu lemah syahwat dan jarang membuat Inara puas.

Masih segar diingatannya berulang kali Inara mengatakan kalau dia belum puas.

"Mas, aku masih pengen, ucap Inara dengan polosnya.

"Tapi sudah loyo bun, ucap Bayu menunjuk tombaknya.

Bayu menepis kenangan-kenangan buruk itu.

"Bukan aku yang lemah dia yang terlalu rakus dan tidak bersyukur, sungutnya dan segera membersihkan badannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status