Share

80. Rania manja

"Aku akan menunggu diluar," ucap Renan, mencoba melepaskan tangan Rania yang menggantung di lengannya. Bukan apa-apa, itu supaya Rania nyaman saja. Nyatanya, tidak bagi Rania.

"Kau sudah janji akan menungguku," elak Rania cepat. Mempererat cengkramannya di lengan Rania, mata kecilnya memandang Renan penuh harap, agar laki-laki itu mengerti dan menuruti permintaanya. Akhirnya, Renan menahan senyumnya, wanita ini sangat bucin sekali, ya, sekarang.

"Ya sudah," jawabnya dengan kembali berdiri lebih dekat dengan Rania yang duduk di atas brankar. Renan membantu Rania melepas bajunya agar lebih mudah diobati.

Wanita itu sedikit kesusahan dan merasa semakin ngilu jika lengannya terlalu banyak bergerak. Luka tembaknya tidak dalam, hanya saja rasa sayatannya begitu menyakitkan untuk dirasakan.

"Berbaring, ya, Bu," titah perawat yang membantu Rania berbaring di atas brankar.

Renan pun ikut membantu dan menahan hati-hati punggung Rania untuk sampai ke atas kasur brankar tersebut.

Perawat mu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status