Share

87. Masih kilas balik Vano

"Hikss ... t-tidak! Ano tidak mau, enci tidak boleh mati." Vano berusaha menyembunyikan kelincinya di dalam pelukannya. Tidak ada seorangpun yang bisa memisahkannya dari si enci, termasuk Handa Enan.

"Encinya butuh istirahat yang panjang, Ano tidak boleh begitu ya, sayang. Ibunya sudah menunggu disana, dia tertahan karena Ano mengurung tubuhnya disini." Renan berjongkok sambil menyentuh punggung Ano, diusap pelan sebagai bentuk kasih sayang dan menenangkan si kecil.

"H-handa ...."

"Ano tega lihat ibunya yang sedang menangis disana karena anaknya ditahan oleh Ano disini?" Pertanyaan Renan membuat hati Vano tergerak, pikirannya bercabang-cabang dan memikirkan ibu kelinci yang menangis karena anaknya ditahan di dunia ini.

"Handaaaaa …," rengeknya pada Renan, dia tidak mau kelinci pergi, tapi dia juga kasihan dengan ibu si kelinci. Apa yang harus Ano lakukan sekarang? Ano bingung. Renan tersenyum dan mulai menghapus jejak air mata Ano yang membasahi pipi gemoynya. Vano sungguh sangat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status