Share

91. Berusaha mengikhlaskan

"D-dia terbiasa m-mencium p-pipi eugh ... eughh s-sebelum t-tidur .... D-dia t-tidak akan nyaman t-tidur dengan p-pakaian itu ... eughh." Rania berusaha berjalan mendekat ke arah peti dikuburkan, namun Irene menahannya. Dia tahu, Rania pasti akan nekat meloncat jika sudah begini. "A-ano anakku ... s-siapa yang akan d-datang t-tengah malam untuk t-tidur di atas p-perut B-bu eugh- eugh ... B-buna ... eughh-- hhhh!"

Akhirnya pertahanannya runtuh, Rania terduduk merosot ke tanah dengan deruan air mata yang terus turun membasahi. Irene dengan sigap menenangkannya kembali dan membawa Anya ke pelukan hangatnya.

"R-ren, A-ano- ... eugh ... d-dia tidak bisa tidur sendirian ... euhh! J-jangan k-kubur anakku … eughh- hahh ... anakku s-sendirian," pintanya pada Renan dengan suara parau dan serak. Berharap Renan tidak melanjutkan mengubur anaknya.

Mendengar suara Rania yang sangat parau, Renan berusaha mengabaikan dan pura-pura tidak mendengar saja. Jujur, laki-laki itu tidak sanggup melihat Ra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status