Share

79. Rania harus diobati

"Rania obati dulu lukamu, ya," pinta Raihan sambil memegang lembut bahu Rania yang naik turun karena kesulitan mengatur nafasnya yang sesak tidak karuan.

"Tidak mau! Aku tidak mau! Aku ingin Ano," tolak Rania sambil menyingkirkan tangan Raihan yang tersampir di bahunya.

"Iya, aku paham. Tapi, tolong mengerti bahwa kamu juga harus diobati."

"Raihan, luka apa?" tanya Hani melihat lengan Rania berdarah, dia curiga dan sudah kepalang takut.

"Luka tembakan, ayah Jihan yang melakukannya, Ibu," jawab Raihan dengan nada bicara yang tidak sanggup mengatakan luka tembak pada ibunya. Hani membulatkan kedua matanya lebar-lebar, ternyata luka tembak.

"Astaga!" Hani mendekati Rania dan mencoba menyentuh bahu Rania. "Sayang, ayo obati lukamu dulu, ya," pintanya dengan raut wajah super khawatir.

"Tidak mau! Aku tidak mau, Ibu ... pergi! Tinggalkan aku sendiri! Pergilah!" Rania memberontak dan tidak ingin disentuh siapapun saat ini. Dia hanya ingin menunggu Vano sampai anak laki-laki itu siuman.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status