Pada suatu pagi, terjadilah suatu kehebohan. Di mana, ada seseorang wanita datang ke duchy De Gonzalez. Tak hanya sekadar kedatangannya saja, namun apa yang wanita ini perbuatlah yang membuat kehebohan terjadi.
°Mansion Utama Kediaman Grand Duke Mikhael De Gonzalez° "Aah, apakah seperti ini cara kalian menyambut calon Grand Duchess De Gonzalez!" Ucap seorang wanita dengan warna rambut merah menyala, dan tampilan seorang putri. Putri Laluna Christians, dari kerjaan Selatan. Putri dari seorang Kaisar. "Maafkan kami, Tuan Putri , kami hanya mematuhi peraturan dari yang Mulia Grand Duke." Ucap salah seorang kesatria Duchy. "Katakan pada Grand Duke, putri Luna Christians dari Kerjaan Selatan sudah tiba." Titahnya dengan gaya yang cukup angkuh. "Baik, Tuan Putri. Silakan, menuju mansion utama." Huh.. "Aku sudah cukup rindu dengan calon suamiku." Ucap Luna, sontak membuat kesatria tersebut terkejut. Mengingat, bahwa Celina sudah ada di sana dan bahkan menjadi wanita istimewa bagi sang tuan. "Silakan, Tuan Putri." Luna pun masuk ke dalam mansion utama, dan menuju ruang kerja milik Mikhael. ••• Di saat bersamaan, Celina baru saja keluar dari dalam ruang kerja milik Mikhael dengan penampilan yang sedikit berantakan. Tentu saja, Celina baru saja melayani nafsu dari Mikhael. "Hei kau! Mengapa ada wanita yang keluar dari dalam ruangan calon suamiku?" Ucap Luna dengan tatapan penuh cemburu pada Celina. Celina terdiam sejenak, dan Luna lun datang mendekatinya. "Siapa kau?" tanya Luna sinis. "Perkenalkan, aku adalah Celina Bellroze." Ucap Celina dengan memberikan hormat, karena dari penampilan saja, sudah terlihat jika Luna adalah dari bangsawan terhormat. "Bellroze, bukankah nama keluarga itu sudah jatuh, dan kau.. Jadi benar, kau menumpang di duchy milik De Gonzalez?" tanyanya penuh selidik. "Hanya yang mulia Grand Dukelah yang dapat menjawab pertanyaan anda. Saya mohon pemisi." Saat hendak melangkah pergi, Luna melihat ada tanda merah di area dada Celina. "Kau! Apa yang kau lakukan dengan calon suamiku?" bentak Luna. "Maaf, aku tidak mengerti, maksud dari ucapan Lady?" "Bangsat, dasar jalang lancang!" Plakh.. Luna menampar wajah Celina, dan bertepatan dengan keluarnya Mikhael dari dalam ruangan kerja. "Tuan putri , sudah kukatakan, aku tidak suka ada kekerasan di depan mataku terjadi di kediamanku ini." Ucap Mikhael. "Mikhael, aku harap kau dapat memberikan penjelasan padaku mengenai semua ini! Aku benci, jika ada wanita yang berkeliaran di sekitarmu!" Ucap Luna bermanja. "Tuan Putri, tolong jaga sikapmu di tempat ini. Tunjukanlah wibawamu sebagai seorang putri terhormat." Ucap Mikhael. "Mikhael?" "Kemarilah, jika kau ingin mendengarkan segalanya." Ucap Mikhael, bahkan tanpa pembelaan pada tindakan Luna terhadap Celina. Huh.. Luna menghela napas, lalu merangkul Mikhael. Sementara itu, Celina kembali ke mansion ke dua. ••• "Hari ini aku sungguh sial! Lady itu adalah putri pertama dari Kaisar Kerajaan Wilayah Selatan. Itu berarti, saudara dari Tuan Grand Duke Petra.." gumam Celina. "Nyonya, apakah nyonya baik-baik saja?" tanya Mila bergegas menuju ke arah Celina. "Aku baik-baik saja, Mila. Apakah Sir Arnold yang melapor padamu?" "Ah, benar, nyonya. Sir Arnold mencemaskan nyonya. Terlebih lagi, Tuan Putri dari Kerjaan Selatan sudah tiba." "Benar, Mila. Kita harus bisa menghindari permasalahan dengan Putri dari kerjaan Selatan. Kau tahu bukan, bagaimana mereka memperlakukan musuh bahkan walau hanya dianggap musuh bagi mereka?" "Nyonya, aku akan berusaha untuk melindungi nyonya. Namun, itu adalah seorang Putri, yang telah dijodohkan dengan yang mulia Grand Duke.. Nyonya, aku takut, jika putri Luna menyakiti nyonya.." ucap Mila sembari menangis. "Mila, berhentilah menangis. Aku akan baik-baik saja. Toh, kehadiranku hanya sebatas bayangan di tempat ini. Ayo, kita kembali." ••• Sementara di mansion utama... "Mikhael, aku benci jika ada wanita yang terlalu dekat denganmu.." ucap Luna, sembari mendekap manja Mikhael. "Luna, kau adalah seorang putri, dan tak ada yang perlu kau cemaskan." "Tapi aku tahu, kau memiliki hubungan istimewa dengan wanita itu, bukan?" "Dengan siapapun aku berhubungan, bukankah itu tidak ada hubungannya denganmu?" "Aku adalah calon istrimu, ingat baik. Aku tidak akan membiarkan wanita manapun merebutmu." "Mikhael, ingat perjanjian diantara ayah kita? Kau jangan coba menyangkalinya!" Ucapan dari Luna, sontak membuat Mikhael terdiam dan menahan segala kekesalan di hatinya. ••• Sudah satu minggu berlalu, dan begitulah Luna berada di duchy. Hingga di suatu malam, Luna mendapati Celina baru saja keluar dari sebuah kamar khusus bersama dengan Mikhael. "Dasar jalang!" Plak... Luna menampar wajah Celina dengan cukup keras, dan bahkan menghina Celina."Hanya karena kau berada di tempat ini, bukan berarti kau akan menjadi Grandduchess! Kubur dalam impian sia-siamu itu!" Bentak Luna.
"Luna, apa yang kau lakukan?" "Ada apa Mikhael, kau ingin ayah mengetahui semua ini? jangan lupa, nyawa wanita jalang ini berada di tanganku. Jika aku melaporkan pada ayah..-" "Tenanglah, tidak akan ada yang berubah." Ucap Mikhael, lalu menyentuh wajah Luna, tepat di hadapan Celina. Sejak malam itu, Luna mulai terus mengganggu Celina, kehidupan Celina sudah benar-benar tak lagi tenang. ••• Di sebuah pesta topeng kerjaan Barat. Celina hadir dan hanya berada di pinggir aula utama, tak ada yang berminat untuk mengajaknya berkawan, hanya karena status sosialnya. "Yang mulia Grand Duke Mikhael De Gonzalez bersama Tuan Putri Luna dati Kerjaan Selatan memasuki aula pesta!" Ucap salahs seorang kesatria yang memimpin penyambutan. Mikhael dan Luna memasuko ruangan dengan saling merangkul mesra. "Grand Duke De Gonzalez dengan Tuan Putri Luna benar-benar serasi, bukan?" ucap para tamu saling berbisik. Sementara Mikhael harus tetap berada di sisi Luna, agar Luna tidak mengganggu Celina. "Hallo, Lady Celina," ucap seorang pria dengan tersenyum lembut pada Celina. "Yang mulia Grand Duke," balas Celina. Pria itu ialah Grand Duke Petra dari kerajaan Selatan. "Ternyata lady masih mengenal suaraku." Ucap Petra, lalu mengecup punggung tangan Celina, sebagai rasa hormat bagi seorang lady di kalangan bangsawan. "Ya, tentu saja, yang mulia." "Panggil saja, Petra. Aku lebih nyaman dengan panggilan tersebut." Ucap Petra, dan Celin terlihat sumringah, ketika bersama Petra. "Baik, Tuan. Maaf, aku tidak bisa hanya memanggil nama di tempat umum." "Baiklah. Bagaimana jika kita mencari udara segar di luar, akan lebih nyaman berbincang, bukan?" "Apakah tuan tidak masalah, jika orang lain mencibir, karena berteman dengan seorang wanita bangsawan yang telah. -" "Tak perlu dilanjutkan lagi, lady. Come on!" Keduanya pun berjalan ke arah taman kerajaan. ••• "Bagaimana kabar lady selama ini? Apakah lady merasa nyaman tinggal di kediaman De Gonzalez?" "Kabarku baik, tuan. Aku berusaha untuk beradaptasi dengan baik." Ucap Celina dengan wajah sendu. "Sudah kukatakan, tak perlu memanggilku tuan, panggil aku Petra, dan aku akan memanggilmu Cel." "Cel? Ah, baiklah, Petra." Ucap Celina dengan wajah merona. "Cel, apakah saudariku memperlakukanmu dengan buruk?" "Bagaimana anda bisa tahu, ah maksudku.." "Aku hanyalah anak haram kaisar. Sedangkan Luna adalah putri sah. Namun, karena aku selalu membawa kemenangan di medan perang, Kaisar menganugerahkanku gelar "Grand Duke". Sebenarnya, itu hanya untuk harga diri Kaisar saja. Apakah sekarang Cel merasa malu berteman dengan seorang anak haram?" "Petra, aku tidak pernah berpikir seperti itu, dan sebenarnya aku sudah mengetahuinya. Justru, aku merasa malu, sebagai lady yang berstatus rendah." "Tidak Cel, kau sangat berharga, tergantung bagaimana seseorang dapat menghargaimu. Aku sangat menghargaimu, tak peduli bagaimana hari yang telah kau jalani selama ini." Saat sedang asyik berbincang dan berbagi kesedihan. Mikhael pun harus menyaksikan pemandangan indah itu, disaat yang sama pula, Mikhael sedang bersama Luna.Tatapan mata yang dipenuhi rasa kes tak menentu, meskipun ada Luna di sisinya.
"Ah, pemandangan yang indah." Ucap Luna, dan menahan Mikhael agar tetap berada di sisinya.Mikhael mengepal tangannya, dan rasanya ingin sekali memukul wajah Petra, pikirnya kala itu."Tidakkah kau berpikir, bahwa saudaraku sangat serasi dengan Celina? Satunya anak haram, satunya lady bangsawan rendahan bahkan telah jatuh. Bukankah perpaduan yang sempurna?" Ucap Luna, dan masih terus merangkul Mikhael."Permisi, yang mulia. Yang mulia Kaisar ingin berbicara dengan tuan dan tuan putri Luna." Ucap Ian, Asisten pribadi Mikhael.Karena hal tersebut, mereka pun berlalu dari sana, dengan Mikhael yang masih menaruh rasa kesal.•••Di sebuah ruangan tamu kehormatan Kaisar."Salam hormat untuk matahari kekaisaran." Ucap Mikhael dan Luna."Silakan duduk, Grand Duke dan Tuan Putri." Ucap Kaisar Edward De Romeos, ayah dari pangeran Jozavat."Terima kasih atas kesediaan kalian untuk datang memenuhi undangan yang mendadak ini.""Permisi, yang mulia, Tuan Grand Duke Petra Christians sud
Setelah berhari-hari demam tinggi bahkan tak mampu menggerakkan tubuhnya, Celina pun kembali sadar."Nyonya, akhirnya nyonya kembali sadar." Ucap Mila sembari terus terisak sedih."Mila, sudah berapa lama aku seperti ini?" tanya Celina sembari berusaha untuk bangun dari tempat tidur, dan bsrsandar di kepala ranjang."Sudah lima hari, nyonya. Aku sangat khawatir.." ucap Mila, lalu membantu Celina untuk membersihkan diri hingga berganti pakaian.Setelah beberapa waktu kemudian...Ketika Celina selesai berganti pakaian dan merias diri seperti biasanya, Mikhael sudah duduk di sofa, sisi ranjangnya."Selamat siang, Tuan." Ucap Celina, dengan kondisi rambut yang sedikit lembab.Mikhael hanya menatap Celina dari ujung kaki hingga kepala."Apa kau akan tetap memilih untuk pergi ke Duchy wilayah Barat II?" tanya Mikhael."Ya, Tuan. Saya akan menjalan tugas tanggung jawab yang sudah disepakati bersama yang Mulia Kaisar." Ucap Celina dengan menurunkan pandangannya."Mengapa kau menurunkan
Setelah kejadian hari itu, Putri Luna dikirimkan kembali ke kerajaan Selatan, atas tindakan semena-mena terhadap seorang bagian wakil pimpinan pejabat serikat dagang kerajaan Barat.Status Celina kini sudah naik ke ranah pejabat kerajaan, meski sebagai wakil pimpinan serikat dagang yang dipimpin oleh Grand Duke Petra.Sejak hari itu juga, Mikhael kembali mengabaikan Celina, meski mereka saling berpapasan, Mikhael masih bersikap acuh tak acuh.***Celina akhirnya melangkahkan kaki ke wilayah Barat II, dengan didampingi oleh kesatria Arnold dan pelayan Mila.°Wilayah Barat II°"Nyonya, ini adalah wilayah Barat II yang terkenal dengan penghasil kerajinan tertinggi." Ucap Mila kagum, dan terlihat semakin dekat dengan Arnold."Kita akan bekerja keras untuk beberapa hari ke depan, atau bahkan lebih." Ucap Celina, kemudian disambut langsung sang penguasa wilayah Barat II, yaitu Grand Duke Petra."Salam hormat kepada yang mulia Grand Duke, Barat II." Ucap Celina beserta tim memberikan penghor
Mikhael membawa Celina ke sebuah pulau kecil, dan hanya mereka berdua saja yang berada di sebuah rumah tengah pulau tersebut. Sementara para pengawal tinggal di kapal yang terapung di sekitaran pulau tersebut.Pulau kekuasaan De Gonzalez°Di sebuah rumah yang terbuat dari batu kukuh, disanalah Mikhael membawa Celina bersamanya."Hampir satu bulan lamanya, kau pergi dengan dalih urusan pekerjaan. Namun kenyataannya, kau selalu bersama pria bajingan itu! Kalian bersenang-senant setiap saat, bukan?" Ucap Mikhael, dengan napas terengah, karena menahan segala emosi di dada."Tuan, kami sungguh-sungguh melakukan pekerjaan. Tuan bisa memeriksa apa saja laporan yang sudah kami kerjakan." Ucap Celina dengan tubuh gemetar."Sungguh? Namun, hubungan kalian tidaklah sesederhana itu, bukan?" ucap Mikhael penuh selidik."Sungguh, Tuanku. Hubungan kami hanya sebatas rekan kerja.""Jangan harap kau terlepas dariku, bahkan jika kau memohon dibawah selangkanganku."Mikhael duduk di atas kursi, dan memb
Kerajaan wilayah Barat I°Setibanya di duchy Barat, Calven ternyata sudah berdiri menyambut kepulangan Celina."Calven!" Ucap Celina, berlari ke arah Calven, lalu mendekap saudara kesayangannya."Apakah kegiatan kakak berjalan lancar di pulau seberang?" tanya Calven, sembari mereka berjalan ke arah taman mansion kedua, kediaman Celina. Lalu duduk di area kursi taman."Ah, ya. Semua berjalan baik. Bagaimana kondisimu, apakah kau baik-baik saja?" tanya Celina cemas."Seperti yang kakak lihat, aku baik-baik saja, bukan?" balas Calven, mengusap puncak kepala Celina."Tubuhmu jauh lebih tinggi sejak terakhir kali kita berjumpa. Aku lega, melihatmu baik-baik saja." Ucap Celina menahan rasa harunya."Tentu saja, kak. Bukankah sebelumnya aku sudah berjanji pada kakak?""Terima kasih sudah hidup dengan baik.""Ya, kakak. Terima kasih telah banyak berkorban untukku." Ucap Calven.Calven merogoh isi saku baju bagian dalam mantelnya, dan mengeluarkan sebuah kotak berbentuk persegi panjang."Ini a
Wilayah Barat I°Di sebuah ruang rapat, tepatnya di wilayah duchy Barat I, yang menjadi wilayah kekuasaan De Gonzalez."Yang mulia, saya mohon ijin untuk menyampaikan keresahan para bangsawan saat ini." "Ya, sialakan bicara menteri penasihat." Ucap Mikhael."Hingga saat ini, posisi Grandduchess masih saja kosong. Yang mulia tidak bisa terus menerus mengabaikan perihal penerus keluarga. Terlebih, yang mulia adalah orang yang sangat berpengaruh di kekaisaran ini." Ucap meneteri penasihat.Mendengar hal itu, Mikhael sedikit terganggu, dan memahami maksud arah dari pembicaraan ini."Benar, Yang mulia. Anda harus secepatnya meresmikan upacara pernikahan dengan putri dari kerjaan Selatan." Tegas salahs sorang menteri pertahanan."Apakah, hal itu sebegitu pentingnya, sehingga kalian harus membahasnya di ruang rapat?" balas Mikhael dengan tatapan tajam.Seketika, suasana rapat menjadi sedikit dingin dan tegang."Jika Yang mulia terus menunda, maka pihak kerjaan dan juga pimpinan bangsawan ak
Setelah kejadian malam itu, Mikhael tak lagi mengunjungi Celina. Celina bahkan dipindahkan ke sebuah pavilun minimalis dan tinggal bersama Mila. Mereka mengurus paviliun itu hanya berdua saja. Celina juga tidak dibiarkan pergi dari duchy De Gonzalez.Setelah beberapa minggu kemudian...Duchy dihebohkan dengan kedatangan putri Laluna kembali dan bahkan datang bersama Grand Duke Petra sebagai pendampingnya."Kemana perginya jalang sialan itu?" ucap Luna, sembari menikmati kudapan siangnya."Apakah yang dimaksud tuan putri, lady Bellroze?""Ya. Aku sudah berhari-hari tiba, namun jalang itu masih tidak terlihat.""Sepertinya, lady Bellroze sudah tidak lagi menjadi penghuni mansion kedua. Menurut beberapa informan, lady itu sekarang tinggal di sebuah paviliun kecil."Seketika itu, gelak tawa Luna terdengar begitu puas. "Ya, bagus. Posisinya memang sudah seharusnya seperti itu. Bahkan, seharusnya sudah keluar dari duchy. Namun, karena harus membalas budi, jalang itu pasti sedang cukup kesul
Plakkh..Celina dengan berani menampar wajah Mikhael, bahkan menendangi buah jakar Mikhael."Sudah cukup. Tuan sudah memiliki seorang istri, bagaimana mungkin tuan masih melakukan hal sekeji ini pada wanita lain!" Tegas Celina, lalu menutup pintu kamar dengan sekali bantingan keras."Celina, aku tidak akan menyentuh wanita lain selain dirimu. Untuk keinginanmu pergi dari duchy, aku juga tidak ada niatan melepaskanmu." Ucap Mikhael, lalu melangkah pergi dari paviliun kediaman Celina.Seperginya Mikhael, Celina menangis sesenggukan di dalam kamarnya. Ingin segera terbebas dari sangjar buatan Mikhael, namun begitu sulit baginya."Nona, sudah saatnya untuk nona sarapan." Ucap Mila cemas, karena sedari tadi hanya terdengar suara tangisan Celina saja.Sepanjang hari, Mila sudah berupaya keras untuk membuat Celina keluar kamar, namun Celina enggan untuk melakukannya."Nona, ini sudah satu harian penuh, nona tidak menyantap makanan satupun. Kumohon, nona Celina, keluarlah, aku tidak memiliki