Share

Bab 39

"Seperti pinang pulang ke tampuknya," ucap Mas Zaki ketika aku pamit padanya untuk kembali bekerja di rumah Tuan Edbert.

Kalimat itu tidak terdengar asin di telinga. Ya, waktu sekolah dulu seorang teman pernah mengucapkan itu dan memberitahu artinya adalah sudah pada tempatnya.

Mungkinkah Mas Zaki mengira aku perempuan murahan karena menguping pembicaraanku dengan Mas Bayu tadi malam? Sungguh kejadian itu bukan tentang perselingkuhan, tetapi usaha agar bisa lepas.

Aku merentan hati mendengar kalimat sindiran dari suami sendiri. Bagaimana pun dia ada benarnya karena tidak tahu suasana hati yang sesungguhnya.

"Bukankah tertungkus lumus lebih tepat, Mas?"

"Apa itu, Tyas?" sela ibu mertua. Mungkin saja sejak tadi dia belum mengerti suasana hati anak dan menantunya.

"Tertungkus lumus itu terbenam dalam pekerjaan tentang kesusahan uang dan sebagainya, Bu," jawabku pelan.

"Apa Ibu senang karena Tyas sebentar lagi akan pergi?" tanya Mas Zaki membuat ibu mertua terlihat salah tingkah.

Dia bahk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status