Share

Bab 41

Angin malam berembus begitu syahdu ketika aku menyibak tirai dan membuka jendela. Di luar sana terlihat ramai, tetapi hanya bisa dipandang di balik kamar.

Kabarnya Tuan Edbert akan pulang larut, jadi aku bisa leluasa melakukan apa saja. Teringat pukulannya tadi membuat hati sedikit menciut. Aku tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi.

Mas Zaki saja belum pernah semarah itu padahal kami sudah lama saling mengenal. Tuan Edbert seperti tidak punya hati, dia bertindak sesuai apa yang ada dalam pikirannya.

Pintu kamar sedikit terbuka, aku memang sengaja melakukan itu karena Maria dan Louis janji akan menemuiku setelah pekerjaannya selesai. Hanya mereka yang menjadi tempat mencurahkan isi hati.

Hidup bagai dipenjara, padahal harta bergelimang. Uang memang bukan sumber kebahagiaan. Jika memang ya, seharusnya aku tidak ingat hal lain lagi karena sibuk memikirkan uang.

Uang kalah oleh cinta. Sampai sekarang aku tidak bisa melepas Mas Zaki demi Tuan Edbert sekalipun dia tidak meminta. Setul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status