Share

Bab 48

Aku tidak menyangka dia akan secepat itu keluar dari kamar mandi. Jika pun dilihat rambutnya belum basah, mungkin hanya merenung di dalam ruangan yang terbilang mewah itu.

"Di kamar mandi aku menyesali kesalahan tadi malam karena sudah menampar dengan kasar. Hari ini aku berencana mengajakmu belanja di mall sepuas hati, tetapi apa yang aku dengar? Kamu menelepon seorang lelaki. Siapa dia?"

"E-ed?" Aku melangkah mundur ketakutan.

"Siapa dia?!" Teriakannya kini memekakkan telinga. "Apa dia pacarmu?!"

"Teman, hanya seorang teman."

Rahang Tuan Edbert mengeras, tangan kiri itu dengan cepat meraih vas bunga putih bening dan melemparnya asal ke lantai. Aku terkejut bukan main.

Selain menelan saliva, aku tidak tahu harus berbuat apa. Hidupku kini bagai dalam neraka yang penuh dengan siksaan. Akan tetapi, sangat tidak pantas apabila menyalahkan Tuhan atas kebodohan yang aku lakukan.

Lelaki kejam itu melangkah ke pintu dengan kimono panjang yang membalut tubuhnya. Begitu daun pintu terbuka leba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status