Share

Khawatir

Untuk pertama kali sejak tujuh bulan kebersamaan, aku terbangun dalam dekapan seorang Khalid Prasetya dalam ranjang yang sebenarnya hanya muat untuk ditempati satu orang. Melihat posisinya yang menyamping dengan sebelah lengan menopang kepalaku, sudah dipastikan betapa keram dan mati rasa salah satu lengannya itu.

Kutatap jam yang terpajang di sudut ruang kamar menunjukan hampir waktu subuh, tapi belum sampai terdengar kumandang adzan. Perlahan aku beranjak dari sisinya untuk mengambil wudu, setelah itu baru memulai kegiatan yang rutin dilakukan mulai dari bangun pagi.

Dua puluh menit setelah selesai sholat dan memasak nasi, aku melanjutkan kegiatan mencuci beberapa helai pakaian kotor, beserta yang Khalid kenakan kemarin. Karena memang tak ada mesin cuci, semua kulakukan dengan tangan.

Meski awalnya kesusahan berjongkok dengan perut besar, tapi seiring berjalannya waktu apa yang sudah menjadi kebiasaan akan mudah dilakukan.

"Kenapa nggak pake mesin?" tanya sebuah suara dari belakang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status