Share

73. Penjemputan

"Gak papa ... santai saja." Mas Arif menyahut kalem. Kini lelaki itu berganti menutup mata.

Aku memandang ke pemandangan di jendela mobil. Kami mulai memasuki jalanan daerah Wonosobo. Kanan kiri adalah hutan dengan pepohonan yang tinggi. Banyaknya kelokan membuat perutku mulai terasa mual.

Jalanan kian menanjak. Sementara lika-likunya juga ada terus di setiap beberapa meter. Perutku kian bergejolak. Tidak ingin muntah, aku langsung mengambil minyak angin.

Sayangnya itu tidak begitu menolong. Kini kepala juga mulai terasa pusing. Goncangan demi goncangan benar-benar menyiksa perut.

"Huekkk!" Aku langsung menutup mulut.

"Kamu kenapa, Rin?" Mata Mas Arif yang terpejam sontak terbuka mendengar suara mualku.

Aku hanya menggeleng sambil terus membungkam mulut. Pak Kus yang pengertian, langsung membuka dashboard mobil.

"Maaf," ucap Pak Kus sambil menyerahkan sebungkus plastik dengan tangan kirinya.

Mas Arif sigap menerima. Lelaki itu menyobek pembungkus, lalu menyodorkan sehelai tas plastik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status