Share

Tawaran Cahaya

“Tu-tu-tu-tu.” Mei Mei menarik tangan Saka dan Cakra ketika Aya keluar dari kamarnya. Cakra Buana sampai mengerjapkan mata berkali-kali. Namun, tidak dengan Saka. Lelaki itu paham apa yang dilakukan sang putri demi kebahagiaan ratunya.

“Rambutnya ke mana?” tanya Cakra.

“Tuan Putri, apa yang telah kau lakukan?” Bahu Mei jatuh lemas, rambut adalah simbol kejayaan di kerajaannya.

“Sudah, biarkan saja, ada tidak ada rambut pun dia tetap harus dihormati.” Saka tak mengubah pandangannya sedikit pun pada gadis yang ia sayangi. Justru bertambah sayangnya berkali-kali lipat.

Aya turun tangga agak malu-malu. Ia tersenyum dan mendekat pada Saka.

“Kelihatan aneh, ya?” tanya sang putri. Mei dan Cakra mengangguk tapi tidak dengan Saka.

“Terlihat lucu.” Lelaki itu tersenyum. Tergoda tangan Saka ingin menyentuh kepala Aya, tapi ia cepat sadar diri.

“Oh, gitu, aduh jadi malu. Ya udah istirahat di kamar sendiri-sendiri ya, pasti capek semuanya, bye.” Gadis bermata biru tersebut masih risih denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status