Menurut Gerald, dirinya yang menjaga Bianca ketika gadis itu jatuh sakit adalah sebuah kewajaran. Itu adalah tindak kemanusiaan, tidak lebih dan tidak kurang. Gerald tidak pernah menganggap kalau membantu Bianca adalah suatu aksi fenomenal yang perlu membuat seluruh anggota keluarganya, termasuk Erina, menjadi terpana. "Aku hanya membantu Bianca karena dia sakit malam itu. Aku tidak tau kenapa kalian bereaksi berlebihan." Gerald menyuarakan ketidak-nyamanannya setelah Melisa dan Olliver terus menggodanya mengenai topik yang sama. Demi Tuhan, tiga hari sudah berlalu, mereka tidak perlu begitu terpaku pada masalah sepele! "Masalahnya, kau yang 'membantu' orang lain adalah kelangkaan, kan? Hmmm, aku mencium aroma musim semi datang lebih awal untuk adikku." "Haruskah Ibu mempersiapkan kamar untuk cucu Ibu?" "Itu ide yang bagus, Ibu...," "Pfft..." Gerald terkekeh besar, "Kalian terlalu delusional, bukan? Cucu? Itu lelucon yang me
Hati Gerald terasa begitu lapang tat kala Bianca yang sempat meringkuk tak berdaya di dekapannya, kini telah berdiri dengan kedua kakinya sendiri, kembali memamerkan ekspresi arogan yang menjengkelkan dan kembali menciptakan permasalahan yang tidak perlu di sana-sini. Gerald merasa lega, setidaknya, ia tidak perlu membenci gadis itu dengan perasaan bersalah mencubit dadanya, ia tidak perlu merasa berdosa karena Bianca bukan gadis baik-baik yang pantas menerima simpatinya. Seperti pagi ini saja, tepat ketika ia kembali hadir di antara mereka, gadis itu langsung menciptakan masalah pada Erina. Dia membuat seolah-olah dirinya tak berdosa, dan membuat Erina seperti penjahat. Padahal, Erina bukan gadis yang seperti itu. Erina adalah malaikat dalam wujud manusia. Dia mungkin salah dalam cara penyampaian ucapannya, tapi itu tidak berarti dia berniat melukai Bianca dengan kata-katanya. 'Gadis itu benar-benar..., jika aku tidak ada di sini, apa dia akan membully Erina lagi?' Gerald membatin
Pesta makan malam untuk menyambut Warren Dawson sebagai bagian keluarga Lagrave akhirnya tiba. Seperti perjamuan untuk menyambut raja, meja makan panjang di ruang makan dipenuhi oleh beragam makanan mewah yang menggiurkan. Saliva Bianca berkumpul di mulutnya begitu ia memperhatikan satu-persatu menu dibariskan rapi ke atas meja oleh pelayan di sana. "Apa ada yang tidak kau sukai, Miss?" Junie bicara sambil memperhatikan nonanya yang hadir lebih jelita dari biasanya. Surai hitamnya yang panjang terjalin manis ke belakang, dihias oleh aksesoris pita berwarna biru, menyesuaikan warna gaun malam yang ia kenakan. Bibir ranumnya tersapu oleh warna merah muda tipis yang membuat wajahnya lebih natural dan muda, perona di pipinya, eyeshadow di matanya, Bianca sudah seperti mahakarya. Junie kagum pada karyanya, kagum pada keindahan Bianca yang mampu membuat bakat makeup Junie menjadi tidak sia-sia. "Semuanya sempurna, Junie. Aku sampai merinding." Ketika situasi berjalan terlalu baik, bukan
Hubungan Warren Dawson dan Roman Lagrave adalah hubungan simbiosis mutualisme. Mereka adalah dua orang yang bekerja sama demi memperoleh keuntungan besar bersama. Sebuah hubungan timbal-balik yang memberikan mereka keuntungan setara. Mereka mempunyai tujuan yang sama, dan buruknya, ego yang sama pula.Terima kasih pada ego mereka yang setinggi langit dan seluas samudera, berdiri di posisi yang setara adalah sebuah posisi yang hina bagi mereka. Warren dan Roman menginginkan dominasi di dalam hubungan kerja sama itu. Sebagai pengusaha naik daun yang mendobrak naik ke posisi atas, Warren ingin menunjukkan kalau dirinya adalah keberadaan luar biasa yang wajib ditakuti. Sementara itu, Roman adalah pebisnis lama yang sudah mempertahankan posisinya di puncak menara, ingin menunjukkan alasan mengapa ia berada di atas sana sejak lama.Meskipun sekarang mereka terikat dalam hubungan kekeluargaan, Warren dan Roman masih berusaha keras, secara implisit, menunjukkan sisi alpha mereka. Warren menca
Warren Dawson melenggang tenang mengikuti Bianca yang melangkah di hadapannya. Karena Warren meminta untuk berbicara empat mata dengan Bianca, Bianca pun membawa ayahnya tersebut ke kamarnya. Ke dalam ruangan yang mampu menyembunyikan mereka dari segala mata yang memandang. Setelah sampai di kamar Bianca juga, ketika pintu tertutup di belakang mereka dan menyisakan keheningan di udara, ketika Bianca berbalik menghadap ayahnya..., dan PLAKKK!!! Satu tamparan mendarat di pipi Bianca. Keras tamparannya memecah keheningan, membuat Bianca terhuyung mundur dengan telinga berdengung. Bianca sudah menduga ini akan terjadi, tapi sialan, ia masih tidak terbiasa dengan sakit pukulan ayahnya. "Siapa kau pikir dirimu sampai berani-berani menginterupsi ucapanku?" Warren menapak satu langkah ke hadapan Bianca, telunjuknya naik lagi dan menoyor kening puterinya. Satu kali, dua kali, sampai hatinya puas. "Saat aku sedang mengajar keluarga Lagrave untuk menghormatimu, kau malah menyelaku? Apa kau an
"Apa salah Erina padamu sampai kau dan ayahmu bersekongkol untuk menyingkirkannya dari sini?"Ketika Bianca mengira ia akan menemukan ketenangan setelah ayahnya pulang, Gerald mendobrak masuk ke kamarnya dan langsung mencecarnya dengan pertanyaan yang menjengkelkan. Untung saja lampu di kamar itu sudah dimatikan, pikir Bianca, ia tidak mau Gerald melihat jejak tamparan Warren di pipinya. Bianca tidak mau memperoleh simpati dari si bajingan yang tidak tau cara mengetuk pintu itu!"Sebelum kau mempertanyakan salah Erina, bagaimana kalau kau bertanya apa yang salah dari ucapan ayahku tadi sampai kau marah-marah begini?" Bianca duduk di bibir ranjang, tangan tersilang di dada. Cahaya samar dari rembulan di luar kamarnya, masuk dan mencetak bayangan karpet di lantai."Kau masih bertanya?" Gerald terpana."Tentu saja. Soalnya aku tidak merasa apa yang ayahku katakan adalah kesalahan. Baiklah, dia memang agak frontal, tapi poin-poin yang dia ucapkan sangat masuk akal.""Jadi menurutmu, menyi
'Hanya karena aku memahami posisiku, bukan berarti aku akan tiba-tiba berubah ramah pada Bianca dan bersikap seperti pria kasmaran padanya,' Gerald membatin kesal ketika untuk kesekian kalinya, ia kembali mendengar omelan Roman tentang 'betapa pentingnya kerja sama dengan keluarga Dawson, dan betapa rumah tangga Gerald dan Bianca mempunyai peran signifikan dalam berlangsungnya kerja sama mereka'. "Kau hanya perlu bertahan di pernikahan ini selama 5 tahun. Sampai kontrak kerja sama kami selesai, kau bebas meninggalkan wanita itu, Gerald. Kau bebas melakukan apa saja. Bahkan bila kau ingin menikahi 5 wanita, Ayah tidak akan melarangmu. Hanya..., jaga hubunganmu dan Bianca sekarang." "Aku mengerti maksud Ayah, tapi itu tidak berarti aku akan mengabaikan sikapnya yang berusaha menyingkirkan Erina. Erina..., dia adalah bagian keluarga kita." "Aku setuju dengan Gerald," sahut Melisa. "Sepenting-pentingnya bisnis, keluarga adalah nomor satu. Aku tidak mau orang asing mendikte kita tentang
"Apa kau impoten?"Gerald sedang mengancing baju kemejanya satu-persatu di depan lemari. Pikirannya pagi itu teduh dan tenang, sampai akhirnya suara Bianca kemarin sore mencuat di benaknya. Gerald membanting pintu lemari dengan keras sebelum berlalu dari sana dengan wajah kusut menahan murka."Siapa yang dia sebut impoten?" Gerald mengomel keki. Ucapan Bianca tempo hari sangat melukai harga dirinya sebagai pria yang sehat dan prima. Kejantanannya, maskulinitasnya sebagai seorang pria, diremehkan, dan demi Tuhan, itu sangat menjengkelkan.Gerald tau Bianca hanya memprovokasinya, mengejeknya demi memenangkan sebuah argumen. Namun..., argumen itu tidak akan keluar dari bibir Bianca kalau pemikiran itu tidak pernah ada di benaknya. Dia tidak akan pernah mengatakan sesuatu yang tidak ada di pikirannya, tidak terkecuali selama ini..."Apa dia menganggapku impoten selama ini?"Gerald menatap pantulan wajahnya di cermin dan mengernyit ngeri.Jangan bilang kalau selama ini Bianca menertawainya