Ada yang pernah bilang, jika laki-laki sudah bertemu dengan pawang yang tepat, sebuas apa pun dia pasti akan luluh juga dan tak jarang malah jadi budak cinta. Sepertinya hal itu yang menimpa Allendra sekarang. Sebelum ia bertemu dengan Zeeya, tidak ada yang namanya selepas pulang kerja leha-leha.
Pasti kegiatan Allendra akan selalu dipadati hal-hal yang berkenaan dengan pekerjaan, tak jarang di kelab pun ia tetap menangani urusan bisnis. Baru setelahnya ia bisa senang-senang dengan para wanita malam. Namun kali ini berbeda, sekembalinya dari London, pria itu memutuskan untuk mendatangi rumah Zeeya tanpa memberitahu wanita itu lebih dulu.
Orang-orang menamakan momen itu kejutan, tapi Allendra lebih senang menyebutnya sebagai mengusili sang kekasih. Di tangannya kini sudah ada bunga dan tas yang berisi parfum yang sengaja ia beli dari London. Parfum itu memang yang biasa Zeeya gunakan, Allendra sengaja membelinya karena dia sangat menyukai aroma itu m
"Kenapa kau mengajakku bertemu di sini?"Rana duduk di kursi menghadap Alena. Mereka berada di salah satu kelas kosong. Alena sengaja memanggil sepupunya untuk memperjelas keadaan. Dia perlu memgetahui titik permasalahan yang menimpanya agar bisa mengambil tindakan tegas dan tidak terus-terusan dibuat bingung oleh sesuatu yang abu-abu."Aku tidak tahu harus bertanya pada siapa lagi, kuharap kau bisa menjelaskan semuanya. Kepalaku rasanya ingin pecah Rana," tutur Alena putus asa.Rana menatap iba, hatinya terenyuh disesaki sendu yang sama."Apa yang ingin kau tahu dariku, Len? ""Semuanya, Ran, semuanya. Jika kau ingin aku berlutut di hadapanmu dan meminta maaf padamu sekarang, aku akan melakukannya. Asal kau mau jujur dan menceritakan masalah apa yang disembunyikan Allendra."Rana menyunggingkan senyum lalu menggeser duduknya lebih dekat dengan Alena.
Sore hari sebelum kedatangan Allendra ke rumah Zeeya, kedua orang tua gadis itu sedang tidak ada di rumah karena mengunjungi kerabat mereka yang ada di luar kota. Dua jam selepas kepergian orang tua Zeeya, Mark berkunjung ke rumah wanita itu untuk meminta pertolongan yang katanya mendesak.Zeeya yang tidak membaca gelagat aneh karena telanjur percaya pada Mark, tak mengira sama sekali bahwa kedatangan tetangganya itu ternyata ingin melancarkan skenario licik yang disusun pria itu bersama pimpinannya. Siapa dia? Benar, Alexander Montgomery, direktur utama bank tempat Mark bekerja. Tidak semua orang mengetahui fakta ini karena Alex melakukan tugasnya dari jauh.Selain menjalankan binsis bank swastanya, Montgomery juga dikenal sebagai bandar narkoba kelas satu di kalangannya, kemudian ia kerap menjadi investor bisnis-bisnis gelap yang tidak sah di mata hukum namun mampu memberikan pundi-pundi kekayaan yang luar biasa. Allendra mengetahui semuanya, itulah ala
Beberapa jam sebelum insiden penculikan Zeeya terjadi, wanita itu menghubungi Alena dan memintanya untuk bertemu di kafe dekat sekolah. Zeeya benar-benar sudah putus asa mencari keberadaan Allendra. Semua akses yang bisa membawa Zeeya pada pria itu seakan ditutup rapat, tak menyisakan sedikit pun celah. Satu-satunya harapan yang tersisa hanyalah Alena. Zeeya yakin gadis itu tahu di mana keberadaan Allendra atau paling tidak, Alena pasti bisa memberi tahunya bagaimana kondisi pria itu sekarang. Zeeya sangat cemas, dia tahu Allendra orang seperti apa, sangat takut jika pria itu berbuat nekat karena kesal dan justru membahayakan dirinya sendiri. Zeeya tidak akan bisa pulang dan tidur tenang jika belum mengutarakan semua keresahannya pada Alena dan Allendra.Alena memutuskan untuk menolak ajakan gurunya itu, selain malas, jujur gadis itu masih menyimpan kekecewaan yang besar pada Zeeya. Penilaiannya terhadap perempuan itu telanjur tercoreng. Hanya ada amarah dan kek
Aku pernah meminta pada Tuhan untuk mengabulkan doa pria baik yang selalu disakiti hatinya. Pria aneh yang dengan gaya semena-menanya menebar bahagia tanpa aku minta. Selain ayahku, dia, satu-satunya pria yang mengenalkan arti cinta tanpa pamrih. Dia, satu-satunya pria yang menunjukkan bahwa hitam tak selamanya pahit. Bahwa putih tak selamanya suci. Bahwa senyuman manis tak selalu berarti indah. Dan seringai kejam tak selalu berarti kelam.Bersamanya, aku melihat perspektif dunia dari berbagai sisi yang tidak pernah kuketahui sebelumnya. Dia memperlihatkan padaku seperti apa wujud ketulusan. Seperti apa bentuk kasih sayang. Dan seperti apa bukti pengorbanan. Mengherankan memang, ada orang yang berani menggadaikan kebahagiaannya demi kebahagiaan orang lain. Sungguh, aku tidak percaya ada sosok semacam ini jika tak kutemukan dia sendiri. Semua itu hanya bisa dilakukan oleh pria kesayanganku, Allendra, si baik bertopeng jahat.Sejak awal pertemuan kami, aku merasa dia mem
"Kamu yakin mau menemuinya hari ini, Zee? Allendra baru saja kembali, mungkin dia akan terkejut jika kamu langsung muncul dan mengabari kehamilanmu," ujar ibu Zeeya mengingatkan.Bukannya ia tak mau mendukung usaha putrinya, ibu Zeeya hanya khawatir terjadi sesuatu yang tak diharapkan. Kondisi saat ini benar-benar rumit, ibu Zeeya sangsi Allendra bisa paham dan menerima semuanya di saat dia tidak mengingat apa-apa."Aku hanya ingin melihatnya dari jauh, Bu. Enam bulan aku menunggu dan bertanya-tanya kapan kesempatanku tiba untuk melihatnya secara langsung. Dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.""Ayah mengerti, tapi kamu juga harus ingat kondisi kesehatanmu. Jangan terlalu capek, kehamilanmu sangat rentan. Ayah tidak ingin kau stres seperti waktu itu sampai menyebabkan pendarahan."Di awal kehamilan Zeeya bertepatan dengan proses pengobatan Allendra. Dia mengalami stres berat karena memikirkan ini dan itu, takut jik
Sore itu wajah langit tampak berseri biru, terpercik semburat merah kekuningan yang membentuk gradasi maha indah untuk ditatap berlama-lama dalam damai. Siur angin ringan mengelus hati yang memang menantikan kehadirannya sejak geming memeluk sepi ini dimulai.Dia duduk seorang diri, hanya ditemani buku bersampul merah jambu dan sebuah ponsel yang dia simpan di atas meja kaca, tepat di hadapannya. Dalam perenungan itu, angannya mengangkasa--keluar dari batas-batas yang dia gurat sendiri enam bulan terakhir. Si dia ini tidak terlalu pandai meraba perasaan, atau ... bisa jadi dia mengerti hanya saja enggan mengakui.Tangannya bergerak tangkas menukar posisi buku dengan ponsel. Membuka galeri foto di ponsel terdahulu, ponsel yang dibiarkan mat
Vincent dan guru-guru yang lain sudah dibriefinguntuk berkumpul di gedung perpustakaan baru. Acara peresmian dan gunting pita akan segera dilaksanakan karena pihak Allendra sudah tiba di area SMA Sevit dan hendak menuju tempat acara. Vincent berjalan gagah bersama jajaran guru yang lain, ia mengobrol asyik membahas ini, membahas itu dengan para guru. Di tengah perjalanan, sayup-sayup dia mendengar sebuah suara membisikan namanya. Bisikan itu terdengar sangat menyeramkan, bulu kuduk Vincent nyaris berdiri. Pria itu celingukan mencari sumber suara untuk memastikan apa itu bisikan orang atau setan penunggu sekolah.Mata pria itu menemukan sesosok orang aneh tengah menempel pada pilar besar di depan sana yang hendak dilalui rombongan guru. Pandangan ditajamkan, Vincent melakukan pemindaian jarak jauh. Meny
"Maaf ya, Ibu merepotkanmu, Len," ujar Zeeya setelah dia sadar.Alena yang duduk di bibir ranjangnya membalas perkataan Zeeya dengan senyuman. Ada gurat miris di mata gadis itu melihat kondisi Zeeya sekarang. Dia tidak tega dengan fakta gurunya harus berjuang sendiri di tengah kehamilannya. Di saat perempuan lain mendapat limpahan kasih dari suami mereka ketika hamil, Zeeya justru terabaikan begitu saja oleh pria yang dia cinta."Kenapa ibu harus mengikutinya selama itu? Harusnya tadi langsung pulang saja. Kondisi kehamilan ibu itu sangat rentan, jangan terlalu capek apalagi stres. Dengar tidak tadi apa kata dokter? Ibu terlalu banyak pikiran."Ada perasaa