Share

Kerinduan (2)

"Memangnya kenapa?" Sanad balik bertanya. Ia kembali menjumput abon itu.

"Aku kira, orang kaya tidak makan kaya beginian."

Sanad terkekeh. "Di rumah memang nyaris tidak ada suguhan seperti ini. Tapi kami punya keluarga di Daha. Mereka sering menyuguhkan abon, tapi nggak seenak ini."

Mulut Tera membulat. Ia meletakkan mangkuk berisi bubur sumsum.

"Karena kalian mau jadi keluarga aku, jadi kalian harus bantu aku menghabiskan ini."

"Bubur sumsum?" tanya Sanad.

Tera mengangguk. "Acil Nurul setiap selalu membuatku ini. Biasanya aku memakannya bersama Rudi."

Sanad ada sesuatu yang mengganjal di hatinya ketika nama Rudi muncul di mulut Tera.

"Ayo, kita makan," ajak Tera setengah meletakkan dua tiga sendok. Tiba-tiba Evan menjauhkan dua sendok.

"Evan!" tegur Sanad.

Evan tak menggubris. Ia mengambil sesendok, lalu menyodorkan ke mulut Tera. Tera bertanya dengan isyarat ke Sanad. Sanad menjawabnya dengan anggukan.

Tera menyuapnya. "Hmm …." Kesan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status