Share

Kartu Nama

Anak siapa? Ayo, Zaki, cepat katakan!

Aku yang sudah memencet tombol perekam pada ponselku, menanti Zaki mengungkap siapa ayah bayi misterius itu dengan hati berdebar.

Ponsel yang tiba-tiba berdering dari dalam saku celana, membuat Zaki menjeda ucapannya. Ya, kata-kata Zaki yang sedari tadi kudengarkan dengan khidmat dan sebagian telah aku rekam, terdengar menggantung begitu saja. Persis seperti jemuran baju bayi di rumah mertua.

Payah!

Mana ini? Kok nggak kedengaran apa-apa lagi?

Aku yang sejak tadi berdiri tegang di sampingnya saat menunggu jawaban, memang sengaja menatap ke arah lain. Tak mau sampai Zaki curiga kenapa aku bisa sepenasaran itu dengan status Meisha. Nanti disangka aku tukang kepo berat lagi. Ya, walaupun kenyataannya iya, tapi nggak usah ditunjukkan banget, lah.

Sekian lama aku menunggu Zaki menyambung ucapan. Namun, suaranya benar-benar tak terdengar lagi.

Lah, kok sepi?

Aku menoleh perlahan, memandang ke arah di mana Zaki berdiri di sampingku tadi.

Tidak ada?

Matak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status