Share

Seorang Direktur Muda Berlutut di Kakiku?

Selama dalam perjalanan menuju Solo, aku sama sekali tak berminat melakukan percakapan apa pun dengan Zaki yang tampak fokus menyetir.

Bukan aku tak ingin berterima kasih atau tak tahu diri, cuma keinginan untuk mengobrol dan berbasa-basi memang tak ada.

Hanya sesekali aku melirik ponsel sambil memantau keadaan Bapak dari pesan WA yang dikirimkan adikku.

Ketika sudah sampai ke perbatasan Jogja sebelah timur, aku dibuat risau saat Dini berhenti memberikan kabar tentang kondisi Bapak.

Apa yang terjadi pada Bapak? Kenapa Dini tak mengabari lagi?

Hampir pukul 23.00 malam, saat sampai di kampung halaman, tepatnya di depan pelataran rumahku, aku dibuat lemas seketika, saat di depan pekarangan rumahku sudah terpasang bendera merah—bendera lelayu.

"Mbak, Bapak, Mbak." Dini yang masih berada di rumah sakit, menelepon sambil menangis.

Ya Allah.

"Innalilahi wa innailaihi raji'un."

Aku terus menyalahkan diriku sendiri saat merasa kondisi Bapak makin bertambah parah setelah mengetahui kabar percer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status