Share

165. Sini uangnya saja.

Part 165. Sini uangnya saja.

Aku beristighfar lagi dan lagi sambil menoleh ke arah ibu mertuaku. Aisyah sudah mulai tertawa-tawa karena melihat tingkah Bu Usman dan ibu di bawah pohon nangka seketika adikku itu melirikku dan bertanya. "Sejak kapan Bu Samirah jadi gesrek begitu?"

Aku mendengus dengan pertanyaan yang Aisyah lontarkan, bahasanya tak kusukai. Jujur, aku tak begitu suka anak muda yang bahasanya kasar pada orang tua.

"Berbicara yang baik dan benar, Is. Ingat! Beliau mertuaku," tegurku dengan wajah judes sambil meletakkan nampan kecil yang aku bawa di meja makan.

"Maaf," cicitnya. Aku duduk di meja makan sambil mataku tetap memperhatikan ibu dan bu Usman sedang lipsing adegan film si Roma dan Ani.

"Tapi bisa pas gitu, ya nadanya, Teh," tanya Aisyah lagi dengan melirik ke arahku. Seandainya Aisyah tau saat ibu dan bu Usman pargoy mungkin dia tertawa hingga terkencing-kencing di celananya.

———

Semalam mas Rahman telah mentransfer uang bulanan untuk aku dan ibu. Rencananya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status