Share

36. Pengkhianat

Sejak dulu aku merasa yatim piatu. Menganggap seperti itu jauh lebih baik dari pada mengingat memiliki Bapak yang menyusahkan dan ibu yang tidak tahu diri.

Aku merebahkan tubuh di ranjang setelah tertawa, lampu gantung di atasku bersinar meskipun sudah siang. Aku melihat sekali lagi isi pesan Bapak yang minta uang.

Anehnya aku tidak sedih sama sekali tidak ditanyai kabar. Hubungan kami seperti orang asing, sudah lama aku membekukan hatiku untuknya.

Sejak dia menyerahkan semua hutang padaku yang masih berusia 16 tahun, aku menganggapnya mati.

Seorang ayah seharusnya melindungi putrinya, bukan malah menjerumuskan dalam kesulitan. Aku menutup mataku dengan punggung tangan. Menghalangi sinar lampu gantung.

"Aku nggak mau sedih untuk orang yang nggak penting," ucapku sembari duduk.

Aku mandi dan berganti baju dibantu pelayan, berdandan ala orang kaya. Mungkin karena sering mendadani Yua dan Roan. Aku tidak kesulitan beradaptasi dengan status baruku.

Aku bersiap ke kantor, berniat ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status