Share

43. Kami Ketahuan

Kami duduk di kayu, melihat laut lepas dan ombak. Tidak terlihat indah di malam hari. Tapi pantai ini banyak orang berlalu lalang dan lampu yang menyala terang.

"Apa kamu masih sedih?" tanya Roan.

"Sejak awal aku nggak sedih," jawabku.

"Jangan bohong," kata Roan.

Aku menggeleng. "Aku nggak bohong. Aku nangis karena kayaknya kalian pikir aku sedih."

Kami saling diam, Roan melihat ke depan. Mengikuti arah pandanganku. "Syukurlah kalau kamu nggak sedih."

"Mungkin karena dari awal aku ngrasa nggak punya orang tua, jadi waktu tahu ternyata aku memang nggak punya orang tua, rasanya biasa aja."

"Apa kamu nggak mau cari orang tua kandungmu?"

"Kalau ketemu pun mau ngapain? Kita hanya orang asing."

"Meskipun begitu, mereka tetap orang tuamu."

"Cariin aja ayah kandungku, biar kalau aku mati di nisanku jelas binti siapa."

"Hahaha, kamu bisa aja bercanda."

"Aku nggak bercanda."

Suasana berubah, Roan tidak jadi tertawa. Wajahnya canggung. "Baiklah."

Kami menikmati suasana malam di pulau M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status