Share

38. Boti

Roan mengembuskan napas berat setelah melihat Rin pergi sembari menangis, ia hendak mengejar tapi Mama menarik tangannya. Tidak mengizinkan ia mengejar Rin.

"Aku mau ngejar Rin, Ma." Roan melepaskan tangan Mamanya.

"Rin bakal tambah marah kalau kamu salah ngomong lagi," kata Mama. Membuat langkah Roan berhenti.

"Kalau nggak dikejar aku takut dia kenapa-napa."

Roan tidak menghiraukan perkataan Mamanya dan memilih pergi mengejar Rin, napasnya terengah-engah, melihat ke kanan dan kiri. Tidak ada Rin di depan rumah.

Roan tidak pantang menyerah, ia mencari Rin dengan berlari sembari menelepon. Roan keluar gerbang. Sayangnya telepon Rin tidak diangkat. Ia semakin khawatir. Takut terjadi hal buruk pada istrinya yang tengah hamil itu.

"Kamu di mana, Rin?" gumamnya. Keringat bercucuran.

Roan menyangga badan dengan memegang lutut, ia sudah berjalan sangat jauh. Tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Rin.

Matahari bersinar terik padahal baru pukul 8, panas polusi kendaraan membuatnya batuk,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status