Share

25. Ciuman Posesif

Sesuatu yang Rosetta ungkapkan terdengar menenangkan bagi Marco, seolah-olah dunianya baru saja tersentuh oleh warna baru. Dunianya yang selalu kelam dan gelap sontak tersapu dengan gradasi cerah yang membingungkan. Wanita itu membuka ruang-ruang kosong yang belum pernah terjamah lagi di hatinya sejak Shirley memilih menyerah dan pergi.

“Tidakkah kau merasa bahwa kau terlalu terburu-buru mengatakannya? Kau tidak tahu masa depan.”

“Kita. Kita memang tidak akan pernah tahu masa depan, tetapi aku akan menjadi orang yang selalu ada di sana. Satu-satunya.”

“Seyakin itu?”

Rosetta menyunggingkan senyum muram. Digelayuti kesedihan yang terasa mengganggu pikirannya. “Apa kau meragukanku, Marco?”

“Tidak. Hanya saja, aku berkaca dari pengalaman pribadi di masa lalu. Ada seseorang yang juga pernah mengatakan sesuatu yang manis sepertimu, tetapi dia mengingkarinya. Bukan berarti aku berniat untuk membanding-bandingkanmu dengan yang lain,” ur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status