“Apa kamu datang ke sini hanya untuk mengamati wajahku?” Suara berat pria itu menyentak Krystal. Membuyarkan lamunan gadis itu. Krystal langsung menundukan kepalanya. Raut wajah gadis itu semakin ketakutan.
Krystal menelan salivanya ketika pria itu mendekat padanya. Aroma parfume citrus menyeruak ke indra penciumannya. Sorot mata tegas pria itu membuat Krystal rasanya ingin berlari, tetapi ingatannya berputar tentang tujuannya berada di sini. Tubuh Krystal seolah melemah ketika pria itu semakin mendekat padanya. Jantungnya berpacu semakin keras. Ketakutan menjalar ke dalam tubuh Krystal.
“M-Maaf, T-Tuan Kaivan,” ucap Krystal dengan gugup dan wajah yang kian memucat. Kepalanya masih tertunduk dan tak berani melihat pada pria itu.
Kaivan menatap lekat Krystal. Memperhatikan gadis di hadapannya dengan seksama. “Angkat wajahmu. Bagaimana aku bisa berbicara denganmu jika kamu menunduk seperti itu?” ucapnya dingin dan tatapan dingin.
Perlahan Krystal mengangkat wajahnya dan kembali melihat wajah Kaivan. Hal yang membuat degup jantung Krystal berpacu adalah sorot mata tajam pria itu. Nyali Krystal menciut. Rasa takut menelusup ke dalam dirinya. Tetapi, Krystal tak mungkin hanya diam. Karena untuk bertemu dengan sosok Kaivan membutuhkan sebuah pengorbanan. Berkali-kali Krystal mendapatkan penolakan dari asisten Kaivan kala dirinya ingin bertemu dengan pria di hadapannya ini. Kini Krystal mengatur napasnya, menguatkan hati dan menyakinkan dirinya sendiri.
“Maaf saya mengganggu waktu Anda, Tuan,” ucap Krystal dengan sopan.
Kaivan memasukan tangannya ke saku celana. Tatapan matanya tak lepas menatap Krystal. “Terakhir aku melihatmu saat aku menghadiri pemakaman kedua orang tuamu lima tahun lalu. Apa yang membuatmu sekarang memaksa bertemu denganku?”
Ya, Kaivan Bastian Mahendra adalah mantan boss dari ayah Krystal yang telah tiada. Tepatnya lima tahun lalu Krystal harus menelan pil pahit kecelakaan yang menimpa ayah dan ibunya membuat kedua orang tuanya meninggal di tempat kejadian. Hidup Krystal terpuruk kala kehilangan kedua orang tuanya. Berjuang hanya dengan adiknya membuat Krystal menjadi gadis yang lebih tangguh. Dan setelah sekian lama Krystal kembali bertemu lagi dengan sosok Kaivan. Pria yang terkenal memiliki sejuta pesona. Namun pria yang juga terkenal dengan sifatnya yang arogan.
“T-Tujuan saya ke sini ingin meminta bantuan pada Anda, Tuan,” ucap Krystal yang memberanikan diri. Meski gugup tapi kenyataanya dia mampu mengucapkan itu.
“Langsung saja pada intinya. Bantuan apa yang kamu maksud?” jawab Kaivan dingin dengan nada tegas. Dia tak suka berbasa-basi.
“Maaf karena saya lancang berani meminta mengatakan ini, Tuan. Tapi sungguh saya tidak tahu lagi harus meminta bantuan pada siapa. Adik saya mengalami kecelakaan, Tuan. Dan kecelakaan yang menimpa adik saya telah menewaskan tiga orang yang tidak bersalah. Saya pun harus menanggung biaya ketiga korban, Tuan. Sedangkan sekarang, adik saya membutuhkan uang untuk operasi.” Krystal berucap dengan nada yang takut. Gadis itu terlihat berusaha untuk memberanikan diri.
Kaivan tak mengidahkan ucapan Krystal. Pria itu malah sejak tadi memperhatikan setiap gerak tubuh gadis yang ada di hadapannya ini. Terutama kala Krystal memainkan kukunya. Wajah panik, cemas, dan ketakutan yang ditunjukan oleh gadis di hadapannya itu membuat Kaivan tertarik. Sepasang iris mata cokelat terang Krystal terlihat menunjukan rasa putus asa.
“Sebenarnya saya ingin meminjam L-Lima ratus juta, Tuan,” ucap Krystal lagi seraya menggigit bibir bawahnya kuat. Dia langsung menundukan kepalanya. Tidak berani menatap Kaivan kala menyebutkan nominal yang ingin dia pinjam pada pria itu.
“Apa pekerjaanmu, Krystal?” Kaivan seolah mengabaikan permintaan Krystal. Pria itu malah mengamati seksama penampilan Krystal dari ujung rambut hingga ujung kaki gadis yang ada di hadapannya itu.
“Ballerina. Saya seorang Ballerina, Tuan,” jawab Krystal pelan.
“Well… Lima ratus juta tidak akan cukup jika adikmu benar dalam kondisi yang parah. Pemulihan paska operasi akan panjang. Bahkan kamu membutuhkan banyak biaya untuk adikmu itu setelah dia selesai operasi.” Kaivan berucap dengan nada dingin dan tatapan tak lepas menatap Krystal.
Krystal pun diam kala mendengar ucapan Kaivan. Ya, Krystal mengakui untuk seorang yang mengalami kecelakaan parah. Tentu nominal lima ratus juta tidaklah cukup. Pemulihan paska operasi akan jauh lebih lama. Namun, jika meminjam lebih banyak lagi tentu Krystal cukup tahu diri. Tidak mungkin Kaivan mau meminjamkan banyak uang untuknya.
“Tidak apa-apa, Tuan. Saya tidak mungkin bisa mengganti uang Anda kalau lebih dari lima ratus juta. Saya mohon bantuan Anda, Tuan. Saya berjanji akan segera mengganti uang Anda secepatnya,” ucap Krystal dengan nada penuh permohonan. Tatapan gadis itu menatap Kaivan penu harap. Berharap Kaivan akan membantunya. Karena jika bukan Kaivan, maka Krystal tidak tahu lagi siapa yang akan bisa membantunya dalam keadaan seperti ini.
“Memangnya semudah itu kamu meminta uang padaku? Apa yang kamu bisa janjikan?” Suara Kaivan bertanya dengan nada yang terdengar menusuk ke indra pendengaran Stella.
Wajah Krystal semakin pucat. Pancaran mata Krystal menunjukan rasa takut yang kian menelusup dalam dirinya. “S-Saya akan memberikan lebih dari uang yang Anda pinjamkan, Tuan. Saya berjanji, Tuan.”
Kaivan masih diam ketika mendengar ucapan Krystal. Dia mengamati penampilan gadis yang ada di hadapannya. Balutan dress sederhana nyatanya membuat gadis itu sangat cantik. Kulit putih seperti susu. Rambut cokelat tebal serta manik mata cokelat yang sama dengan rambut yang dimiliki gadis di hadapannya ini. Sesaat Kaivan sekelabat sesuatu muncul dalam benak Kaivan. Ya, gadis di hadapannya ini adalah gadis yang sangat cocok dengan apa yang dia inginkan.
“Aku bisa saja memfasilitasi adikmu sampai benar-benar pulih. Lima ratus juta bukan nominal yang besar untukku. Adikmu pun bisa mendapatkan fasilitas terbaik di rumah sakit,” jawab Kaivan dengan nada arogan. “Tapi, aku tidak membutuhkan uangmu untuk mengganti pinjamanmu itu, Krystal.”
Raut wajah Krystal tampak bingung mendengar Kaivan tidak membutuhkan uangnya. “Lalu bagaimana cara saya mengganti uang Anda, Tuan?” tanyanya tak mengerti.
Kaivan kembali melihat seluruh penampilan gadis yang telah berhasil membuat daya tarik dimatanya. “Mudah saja. Kamu cukup menyetujui persyaratan dariku.”
Krystal terdiam sejenak. Dia memberanikan diri menatap wajah Kaivan. “Persyaratan apa yang Anda inginkan, Tuan?”
Kaivan menyeringai dengan misterius sambil menatap Krystal tajam, serta melihat gadis yang ada di hadapannya itu dari atas sampai bawah. Didetik selanjutnya, Kaivan berjalan lebih dekat ke arah Krystal, hingga membuat Krystal langsung mundur dan menabrak dinding di belakangnya. Kini jarak mereka hanya tiga cm jauhnya, mereka dapat merasakan deru napas masing-masing. Kaivan mendekatkan bibirnya ke telinga Krystal dan berbisik, “Tidur denganku.”
“Tidur denganku.”Raut wajah Krystal terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Kaivan. Seketika mata Krystal memanas. Menatap Kaivan dengan tatapan tajam dan penuh kemarahan.“Apa Anda sudah kehilangan akal sehat Anda, Tuan Kaivan! Saya menemui Anda karena ingin meminjam uang! Bukan untuk menjual diri!” seru Krystal dengan nada tinggi. Gadis itu mengepalkan tangannya dengan kuat. Harga dirinya benar-benar direndahkan.Kaivan sedikit melangkah mundur. Dengan santai Kaivan memasukan tangan ke saku celananya. Menatap Krystal yang terlihat begitu marah padanya. “Bukankah kita sama-sama diuntungkan dalam hal ini, Nona Krystal?” Kaivan tersenyum misterius. “Kamu bisa membiayai adikmu yang sakit. Bahkan kamu bisa memberikan fasilitas yang terbaik agar adikmu itu bisa pulih. Tapi tentu kamu harus menuruti persyaratan dariku.”Krystal menggeram. Manik mata cokelat terangnya terhunus kian tajam pada Kaivan. “Anda memang sudah tidak waras, Tuan! Lebih baik Anda cari saja wanita bayaran yang bi
Resmi menjadi istri kedua Kaivan Bastian Mahendra adalah suatu hal yang menjadi mimpi buruk bagi Krystal. Di dunia ini tidak ada yang menginginkan menjadi istri kedua. Tidak. Tepatnya Krystal hanya menjadi istri simpanan sampai dirinya bisa hamil dan melahirkan anak untuk Kaivan. Setelah Krystal melahirkan anak maka kesepakatan antara dirinya dan Kaivan berakhir. Ya, hari ini Krystal dan Kaivan telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sungguh, air mata Krystal tak mampu tertahan kala dirinya sah menjadi istri Kaivan. Tentu Krystal menangis bukanlah air mata kebahagiaan.Hal yang membuat Krystal tidak mampu menahan air matanya kala di ujung sana, Krystal melihat seorang wanita yang sangat cantik dengan balutan gaun berwarna maroon terus menatapnya. Sepanjang proses pernikahan wanita itu tidak henti melihat dirinya dan Kaivan. Pernikahan yang hanya disaksikan tidak lebih dari lima orang.“Krystal, ikut aku. Aku akan mengenalkanmu pada seseorang.” Kaivan berucap tegas sontak membuat Kry
Pelupuk mata Krystal bergerak kala merasakan silau matahari menyentuh wajahnya. Dia mengerjap beberapa kali dan menggeliat. Tepat di saat mata Krystal terbuka, dia merasakan tubuhnya begitu remuk. Krystal merintih kesakitan kala inti tubuh bagian bawahnya terasa begitu perih.“Kenapa ini sakit sekali,” rintih Krystal seraya meringis kesakitan. Diderik selanjutnya, Krystal mulai mengedarkan pandangannya. Sebuah kamar megah itu sukses membuat Krystal terdiam. Seketika ingatan Krystal mengingat kejadian tadi malam. Sentuhan Kaivan. Untuk pertama kalinya Krystal merasakan sentuhan seorang pria. Bahkan Kaivan terus memintanya lagi dan lagi. Pria itu baru membiarkan Krystal tidur ketika menjelang dini hari. Sungguh, bayangan Kaivan menyentuhnya terus menyerang benak Krystal.Namun, tiba-tiba raut wajah Krystal terlihat muram. Dia tidak pernah menyangka dirinya akan menjadi istri simpanan. Bahkan dia menyerahkan sesuatu yang berharga dalam dirinya hanya demi uang. Namun, Krystal tidak ingin
Krystal duduk di sofa empuk di kamarnya. Dia baru saja mendapatkan telepon dari rumah sakit yang memberitahu operasi adiknya berjalan dengan lancar. Saat ini adiknya sudah dipindahkan di ruang ICU. Pun korban kecelakaan yang meninggal akibat tertabrak motor adik Krystal sudah diurus. Ya, semua itu sudah diselesaikan oleh asisten Kaivan. Kemarin, saat adiknya di operasi—Krystal tidak bisa menemani adiknya itu. Mengingat kemarin adalah hari pernikahannya, tentu Krystal tidak mungkin bisa menemani sang adik.Krystal menghela napas panjang. Tatapannya menatap hujan deras yang sejak tadi membasahi bumi. Tidak ada bintang dan bulan. Cuaca malam itu begitu dingin. Sudah sejak sore hujan turun tapi tak kunjung reda. Krystal mengalihkan pandangannya pada jam dinding—waktu menunjukan hampir pukul sebelas malam tapi hingga detik ini Krystal masih belum juga mengantuk.“Lebih baik aku membuat teh jahe saja,” gumam Krystal seraya bangkit berdiri. Cuaca yang begitu dingin membuat Krystal memutuskan
Saat pagi menyapa, Krystal sudah sibuk di dapur mengolah bahan-bahan makanan menjadi sebuah masakan. Sejak tadi Krystal menolak para pelayan yang hendak ingin membantunya memasak. Krsytal tidak suka ada yang membantunya jika dirinya tengah memasak. Dia memang terbiasa menyiapkan sarapan untuk dirinya dan adiknya sebelum beraktivitas. Kepergian kedua orang tuanya, membuat Krystal menjadi sosok yang mandiri.“Kurang asin,” gumam Krystal kala mencoba nasi goreng kepiting buatannya. Dia mengambil bumbu penyedap masakan—lalu menuangkannya sedikit. Kini Krystal kembali mengaduk nasi goreng buatannya itu agar bumbu-bumbu menyatu.Namun, Krystal tak menyadari kehadian Kaivan. Pria itu berdiri di ambang pintu menatap Krystal yang sibuk memasak. Tampak Kaivan hanya terdiam memperhatikan Krystal lekat. Tubuh Krystal terbalut apron berwarna kuning menarik perhatian Kaivan.“Selesai.” Dengan wajah riang, Krystal memindahkan nasi goreng ke dua piring kosong Kemudian Krystal berbalik—seketika Krysta
“Kaivan, aku ingin latihan balet.” Suara Krystal berucap dengan pelan kala Kaivan baru saja selesai melakukan panggilan telepon dengan Livia.“Kamu ingin latihan balet?” ulang Kaivan memastikan seraya menatap Krystal.Krystal mengangguk. “Iya, aku ingin latihan balet. Aku tidak enak karena sudah beberapa kali aku tidak latihan.”“Baiklah. Aku akan mengantarmu,” jawab Kaivan dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.“Jangan, Kaivan. Nanti akan banyak orang yang melihat. Aku tidak ingin menjadi pusat perhatian karena diantar mobil mewahmu. Biar aku naik taksi saja,” ucap Krystal pelan. Ya, selama ini teman-temannya tidak pernah melihat Krystal diantar oleh mobil. Dulu, saat orang tuanya masih ada memang Krystal memiliki mobil. Namun, setelah kepergian kedua orang tuanya—dia harus menjual mobil demi dirinya dan adiknya bertahan hidup.Kaivan terdiam sejenak mendengar permintaan Krystal. Tampak Kaivan terlihat berpikir. Hingga didetik selanjutnya Kaivan mengangguk singkat. “Aku akan memint
“Tuan Kaivan?” sapa sang pelayan menyambut Kaivan yang baru saja pulang.“Di mana Livia?” Kaivan bertanya dengan nada dingin dan raut wajah tanpa ekspresi. Ya, kini dia tengah berada di rumah Livia. Tepatnya saat Kaivan meeting, dia lelah mendengar permintaan Livia yang terus-terusan memintanya untuk pulang. Tidak ingin pusing, Kaivan pun akhirnya menyetujui permintaan Livia untuk pulang.“Nyonya ada di dalam, Tuan,” jawab sang pelayan dengan sopan dan ramah.Kaivan mengangguk singkat. Kemudian, dia melangkah masuk kedalam rumah. Saat Kaivan memasuki rumah, tatapan Kaivan melihat Livia menuruni tangga. Dengan cepat Livia langsung menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Kaivan.“Kaivan, akhirnya kamu pulang. Aku merindukanmu,” ucap Livia seraya terus memeluk erat Kaivan. Sedangkan Kaivan hanya diam dan tidak membalas pelukan Livia.“Kamu tahu tadi aku sedang meeting, Livia. Kenapa kamu terus memintaku untuk pulang?” seru Kaivan seraya melepas pelukan Livia. Tatapannya menatap sang istr
Hari demi hari Krystal menjalani kehidupannya sebagai istri kedua Kaivan Bastian Mahendra. Lebih tepatnya mungkin hanya istri simpanan. Selama ini tidak ada yang tahu bahwa dirinya adalah istri Kaivan. Bahkan Krystal pun tidak memberitahukan tentang dirinya yang menikah diam-diam dengan Kaivan pada kedua temannya. Yang tahu Krystal adalah istri Kaivan hanya pelayan dan sopir di rumah ini. Ya, Krystal tidak pernah menyangka hidupnya akan seperti ini. Kepergian kedua orang tuanya, telah membuat hidup Krystal benar-benar terpuruk. Dia berjuang bersama dengan sang adik untuk tetap bisa bertahan hidup. Namun, kenyataannya takdir membawa Krystal hanya menjadi istri simpanan.Tadi malam Krystal pun tidur sendirian tanpa ada Kaivan di sampingnya. Kesepian. Itu yang Krystal alami. Tetapi Krystal tidak bisa melakukan apa pun. Dia menyadari posisinya hanya sebagai istri simpanan. Kelak jika dirinya mengandung dan melahirkan maka dirinya akan berpisah dengan Kaivan.Kini Krystal tengah mematut ce