Share

Kejutan

Welas membawa Tama ke salah satu salon ternama. Dia mengajak Tama masuk dan menyuruh pihak salon untuk make over,Tama agar terlihat lebih gagah dan menawan.

Welas juga memilih baju-baju yang akan dipakai oleh Tama, Demi Tama, lelaki pujaannya, Welas tidak berpikir untuk mengeluarkan gojek yang banyak agar Tama lebih menarik perhatian lagi. 

"Ayo Pak, kita masuk ke dalam ruangan!" ucap Karyawan salon tersebut.

Segala alat dan juga perlengkapan digunakan agar mendapatkan hasil yang sempurna. Welas hanya menunggu dan sudah tidak sabar dengan hasil Make over,Tama tersebut.

"Aku yakin, sebentar lagi Tama yang dulu akan berubah dan akan lebih tampan dari sebelummya," bathin Welas.

Kurang lebih satu jam, Tama keluar dari ruang Make over. Alangkah terkejutnya, Welas melihat penampilann Tama yang luar biasa.

"Wahhh..., Penampilan kamu jauh berubah Tama," ucap Welas.

Tama yang penasaran, kini melihat dirinya di cermin yang ada di ruang tersebut. Tama juga heran dan bingung atas perubahan dirinya. Dia yang tadi kelihatan lusuh, kini menjadi gagah dan berwibawa.

"Bagaimana Tama, apa kamu suka?"

"Terimakasih Bu Welas, Ibu Telah banyak berbuat kebaikan untukku," ucap Tama. 

"Oke, sekarang kita pulang, Tama. Kasihan, Zya. Dia pasti sudah bosan menunggu kita di taman tersebut," ucap Welas.

"Iya, Tama. Ayo sekarang kita berangkat!"

Welas dan Tama berangkat balik ke restaurant tempat Zya. Selama perjalanan, Welas sangat sering mencuri pandang pada Tama. Penampilan Tama saat itu, sangat menarik perhatian dan sangat wajar bila Welas merasa tertarik pada Tama.

Mobil terus bergerak, tidak terasa mereka telah sampai ke tempat Zya. Saat mau turun dari mobil, Welas sengaja menaruh sapu tangan ke kantong Tama. Tama yang terburu-buru, tidak mengetahui tentang hal yang dilakukan oleh Welas.

"Hai..Zya," ucap Welas.

"Hai..Non Welas," jawab Zya.

"Zya, coba kamu lihat bagaimana sekarang penampilan Tama!" 

Zya melihat Tama turun dari mobil, alangkah terlejutnya dia melihat penampilan Tama yang jauh berubah dari biasanya 

"Mas Tama," ucap Zya 

"Zya, kamu kenapa segitunya sih melihat Mas? Memangnya ada apa?" tanya Tama 

"Mas Tama, sekarang Mas Tama bukanlah Tama yang dulu. Mas sekarang jauh berbeda dan sangat tanpan," ucap Zya.

"He..he..he..," jawab Tama dengan senyum dan sedikit malu.

"Mas Tama, kamu ucapin terimakasih dong pada Non Welas. Dialah orang yang bersedia mengubah Mas sampai glowing seperti ini,"

"Sudahlah, kalian sekarang lebih baik pulang saja! Ingat besok kamu harus cepat datang untuk bekerja perdana Tama," ucap Welas.

"Baiklah Non Welas, terimakasih atas semuanya, sekarang kami akan pulang dulu."

"Tama, untuk kali ini kamu pulanglah naik Taxi! besok aku akan memberikan kamu satu unit mobil perusahaan agar bisa kamu gunakan sebagai transport kamu bekerja setiap hari,"

"Wahhh... Bu Welas baik sekali," ucap Tama 

"Hmmm," Welas tersenyum, dalam hatinya dia hanya memasang perangkap untuk mendapatkan Tama, lelaki idolanya 

Beberapa saat kemudian,Tama dan Zya telah sampai di ru.ah kontrakan Tama. Keduanya turun dari dalam taxi dan berjalan ke arah pintu 

"Kyana...!"

Tama memanggil istrinya yang sedang berada di dalam rumah. Zya mengintip dari jendela, karena penasaran kenapa kakak iparnya belum juga datang membuka pintu. 

"Kyana, kemana ya?" ucap Tama.

Tama mendorong pintu, tapi masih saja tidak bisa dibuka olehnya. Kyana datang dari rumah tetangga, dia baru saja siap mengerjakan cuci setrika sebagai pekerjaan tambahan untuk membantu suaminya mencari biaya hidup.

Kyana melihat dan tidak mengenali Tama yang sedang berdiri bersama Zya. kyana, mendekat dan sangat terkejut melihat penampilan suaminya yang jauh berubah.

"Mas Tama..!"

Tama menatap wajah istrinya, dia sedikit bingung kenapa istrinya jadi melihat wajahnya dengan penuh tanda tanya. 

"Mbak Kyana, bingung ya?" Ini semua karena kebaikan Non Welas, orang yang menyuruh Mas Tama untuk bekerja di Perusahaannya.

Entah kenapa, saat itu perasaan Kyana tidak enak, sepertinya ada sesuatu yang janggal saat Zya berkata demikian. Mata Kyana terus saja memandangi suaminya yang sudah kelihatan berubah. Dia sedikitpun tidak merasa bahagia dengan penampilan Tama yang sekarang.

"Mana kunci rumah?" tanya Tama.

Kyana langsung membuka pintu rumah tersebut. Zya hanya senyum sinis karena melihat kakak iparnya tidak suka dengan penampilan Tama.Tama, kyana dan Zya, kini langsung masuk. Tama yang merasa gerah, kini membuka stelan jas yang sedang dia pakai.

"Kyana, tolong kamu taruh jas ini, di kamar. Besok aku akan pakai lagi untuk berangkat kerja ke Perusahaan Bu Welas."

Kyana hanya diam, dia menerima jas tersebut dari tangan Tama. Kyana membawa jas dan menggantungmya di dalam lemari. Saat ingin menggantung jas tersebut, tiba-tiba dia melihat kain yang berwarna pink ada di dalam kantong jas Tama.

"Apa ini?" ucap Kyana.

Dia mengambilnya dan melihat, ternyata kain warna pink itu adalah sapu tangan. Kyana mencium sapu tangan tersebut dan tahu, itu adalah aroma khas wanita.

"Saputangan siapa ini?" bathin Kyana.

Perasaannya semakin tidak nyaman, hati kecilnya berkata kalau suaminya sekarang pasti akan berubah. Kyana menggantung jas tersebut, dia kemudian keluar dan menyiapkan makan siang untuk mereka.

Tama masih saja teringat dan salut dengan kebaikan wanita seperti Welas. Dia seakan tidak percaya, bila seorang Welas yang cantik, tajir, juga ternama mau membantu dirinya yang sama sekali tidak dikenalnya.

Zya melihat Tama melamun sambil tersenyum sendiri, dia yakin saat itu Tama pasti teringat pada Welas, kenalannya itu. Zya, yang ingin mendapatkan pundi-pundi rupiah, kini sudah tidak sabar menunggu Tama, menjadi pasangan Welas.

"Mas Tama...!"

"Mas..., Ayo kita makan siang! Aku sudah menyiapkannya di meja makan," ucap Kyana.

"Ayo Zya, kita makan!" ucap Tama.

Tama dan Zya pergi ke ruang makan, mereka melihat hanya ada nasi putih beserta beberapa potong tahu ditambah sayuran dan tiga kerupuk.

"Waduhh..ini lagi..ini lagi..!"

"Mbak, apa enggak ada makanan lain yang lebih dari ini?" Bosan deh, setiap hari harus berhadapan dengan tahu tempe saja.

Kyana terkejut, hatinya sakit dengan ucapan Zya, yang begitu menyibggung perasaannya.

"Sudahlah Zya, kamu makan saja! Mulai besok, Mas akan bekerja. Kta tidak akan makan seperti ini lagi. Kamukan tahu, Bu Welas itu orangnya gimana." 

"Iya Mas, memang Non Welas itu tidak ada banding dari siapa saja. Mas Tama juga akan diberi mobil oleh Non welas, iyakan Mas?"

"Iya, Zya. Mas juga heran, masih saja ada wanita cantik sebaik Bu Welas."

Kyana hanya diam, dia mendengarkan semua ucapan Tama dan Zya. Setiap kali Zya menyebut nama Welas, entah kenapa perasaan Kyana, seperti tidak enak dan merasa ada yang jangga.

"Kamu kenapa diam saja Kyana? Apa kamu tidak senang dengan kabar yang aku katakan?" 

"Alahh...wajar sajalah, Mbak Kyana diam. Diakan malu karena harus dibandingkan dengan Non Welas yang cantik dan kaya raya itu," ucap Zya.

Kyana makin terkejut, dia semakin yakin pasti ada yang tidak beres di belakang semua ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status