Share

Bab. 122.

Mau tidak mau Kiara masuk ke dalam mobilnya Aland.

"Kamu pikir aku akan membiarkan kesana sendirian?"

"Aku pikir Pak Aland lama pergi dengan Dista." Kiara mengatakan itu tanpa senyum sedikitpun.

"Kenapa? Kamu cemburu?"

"Hah? Cemburu? Untuk apa aku cemburu. Lagi pula Pak Aland bukan siapa-siapaku!" Sesaat mereka terdiam.

Membayangkan ketika Dista memeluk Kiara enggan untuk banyak bicara, apalagi wangi gadis itu masih menempel di tubuh Aland sampai saat ini dan itu sukses membuatnya kesal.

Aland tau kalau Kiara sedang kesal, maka bicara banyak terdapatnya pun rasanya percuma. Tidak akan ada habisnya.

Sampai di kediaman Satya dimana rumah terlihat sepi tanpa penghuni.

"Pak Aland, mau ikut gurun?" Walau sudah di peringatkan berkali-kali untuk berhenti memanggilnya dengan sebutan bapak tapi sepertinya lidah Kiara sudah terbiasa memanggilnya itu.

Aland menggeleng, menolak untuk turun. Dia lebih memilih menung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status