“Kenapa?” Hampir setengah perjalanan yang mereka lalui, akhirnya Monica buka suara.Rena menoleh. “Apanya?” tanya Rena mengembalikan pertanyaan Monica.“Kamu peduli … harusnya kamu bersorak dengan keadaan aku sekarang,” sambung Monica tanpa menatap Rena, sepertinya pemandangan hamparan sawah yang luas di sampingnya lebih menarik untuk dilihat.“Enggak tau… aku kasian aja sama kamu,” jawab Rena jujur berhasil membuat Monica berdecih kemudian menoleh menatapnya.“Aku tau kamu masih berharap sama mas Andra, tapi harapan itu dengan mudah berkali-kali mas Andra hancurin… iya, kan? Bukan disebabkan oleh rasa benci sama kamu karena masih memendam kekecewaan yang dulu pernah kamu buat tapi karena mas Andra udah enggak cinta sama kamu.” Rena mengungkapkannya penuh percaya diri menyadarkan Monica akan posisinya.“Tapi kak Edward, dia benar-benar mencintai kamu…hanya sekilas aja, aku bisa tau …,” imbuh Rena dengan nada bersahabat.Monica tertawa kering seraya membuang tatapannya kembali ke
Seminggu berlalu, akhirnya Ricko dan Amalia berangkat setelah menjadwal ulang bulan madunya.Hari ini ketika matahari memancarkan pesonanya, Andra dan Rena mengantar pengantin baru itu sampai ke bandara, perjalanan bulan madu yang seharusnya memakan waktu belasan jam menuju kota cinta di negara Perancis, kini hanya beberapa jam saja karena mereka mengganti tempat tujuan honeymoon mengingat kehamilan Amalia yang begitu lemah.Amalia meminta bulan madunya hanya dilakukan di suatu resort mewah di dataran tinggi di Bali.Dirinya hanya ingin menjauh dari hingar bingar kota dan merilekskan pikirannya setelah melewati masa-masa menegangkan setelah mengetahui si jabang bayi sudah tumbuh di perutya.“Semua vitamin udah dibawa?” tanya Rena mengingatkan.Amalia menganggukan kepala.“Susu Ibu hamil?” Rena bertanya lagi.“Check!” itu Ricko yang menjawab membuat Rena menoleh menatap sang adik ipar.“Mas…titip Lia, ya …,” pintanya sungguh-sungguh.“Tenang Rena, wanita cantik ini istri gue!
Setelah kepergian Ricko, tiba-tiba Monica mengajukan cuti.Untuk apalagi kalau bukan untuk menemui Edward di Singapura, namun tidak bisa Andra bayangkan bagaimana ngamuknya Monica ketika mengetahui dia telah dibohongi oleh Rena.Maka Andra pun meminta Edward agar mengantisipasi semua itu, pasalnya Rena hanya ingin hubungan keduanya membaik.“Jadi Monica beneran pergi ke Sigapura?” tanya sang istri yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Hem .…” Andra mengangguk sambil menipiskan bibirnya.Wanita cantik yang tengah mengandung anaknya itu kemudian terkekeh geli lalu menjatuhkan tubuh di atas sofa tepat di samping Andra.“Enggak kebayang ya nanti pas sampe sana ternyata kak Edward baik-baik aja, pasti marah banget Monica sama aku ya, Mas?” Dengan santai Rena berujar lalu merebahkan kepala di pundak Andra, mengintip macbook yang sedang pria itu pangku.“Makanya jangan ngurusin, urusan orang …,” tegur Andra sambil mencubit pipi sang istri, kecupan ringan dia berikan setelahnya.Pr
Sudah satu jam Andra berdiri di depan pintu dan sang istri masih merajuk tidak mau membuka pintu.Di dalam kamar Rena tergugu membenamkan wajahnya ke bantal kepala Hello kity berukuran kecil yang selalu dia bawa kemana-mana.Perutnya yang sudah semakin membesar, membuatnya kesulitan ketika duduk maka bantal itu lah yang menopang pinggulnya agar tidak pegal.Rasa kesal masih bercokol dihatinya ketika ingatan tentang Andra yang tanpa sengaja memeluk wanita model itu terlintas seperti meledek dirinya.Demi apapun Rena tidak rela, sesak di dadanya sedari siang masih belum hilang hingga mengabaikan rasa lapar.Kini perutnya terasa sakit dan mengeluarkan bunyi cukup nyaring, Rena juga begitu lemah karena kekurangan cairan dan asupan makan dari tadi siang.Untuk menggerakan tubuhnya saja dia tidak mampu dan hanya bisa terbaring pasrah di atas tempat tidur.Teriakan dan ketukan suaminya dia abaikan hingga terdengar suara kaca pecah begitu kencang membuatnya berteriak.“Aaaaaaaaaa….” S
“Mau kemana pake baju kaya gitu?” tanya Andra ketus dengan ekspresi tidak suka.Netra pekatnya menatap intens sang istri dari atas hingga bawah tapi bukannya tatapan tergoda yang Andra berikan tapi tatapan tajam penuh peringatan ia layangkan kepada sang istri.Padahal Rena sudah memakai bikini yang memperlihatkan hampir seluruh tubuhnya termasuk perutnya yang tengah membuncit menggemaskan.Dan bagian dada itu. “Ya ampun…please Rena, cuma gue yang boleh liat!!” Andra menggeram dalam hati.“Mau berenang…,” jawab Rena polos.“Kenapa pake baju itu?” pertanyaan yang menurut Rena absurd terdengar keluar dari mulut suaminya.“Trus pake apa? Ini ‘kan bikini, kalau pake gamis mah mau pengajian,” balasnya santai seraya melangkah keluar kamar menuju privat pool.Tangan Andra refleks menarik tangan istrinya sebelum dunia luar melihat tubuh mulus nan putih sang istri.“Gimana nanti kalau ada yang liat?” Kini nada rendah pria itu keluarkan.“Siapa yang liat? Ini cottage privat sayang…engga
Berbeda dengan pengantin baru yang melulu tentang penyatuan cinta di atas tempat tidur diliputi nafsu, Andra dan Rena yang sudah menikah hampir dua tahun melakukannya dengan santai, menikmati setiap menitnya dengan rasa sayang.Menikmati setiap senyum manis dan tatapan hangat yang saling mereka lemparkan hingga sentuhan dan penyatuan keduanya dengan lembut tidak terburu-buru apa lagi kasar.Rena merasa menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini karena dicintai Andra dan sama halnya dengan Andra yang begitu bahagia mencurahkan seluruh cintanya untuk Rena hingga tidak ada lagi cinta yang tersisa untuk dia berikan kepada wanita lain.Setiap sudut cottage menjadi saksi bisu bagaimana Andra menghargai Rena sebagai istri juga memperlakukan ibu dari calon anak-anaknya itu dengan lembut walau begitu mendamba dan menginginkan.Beberapa hari berlalu dan liburan romantis bersama wanita yang dicintainya yang juga tengah mengandung anaknya harus berakhir.Dan kalau dipikir kembali, tahun
Sengaja Andra pulang lebih awal agar tidak terjebak macet jam pulang kerja."Sayaaaang??” suara merdu Andra memanggil istrinya terdengar ketika sampai di rumah.Rena berlari kecil menyambut suaminya ke ruang tamu dengan senyum andalan dan satu kecupan dia dapatkan di kening."Mau langsung makan Mas?" tanya Rena yang sudah mengambil alih tas juga jas yang tadi suaminya sampirkan di lengan."Aku mandi dulu deh... gerah,” jawab Andra seraya melepaskan dasi yang melingkar di lehernya.Setelah keduanya sampai di kamar, dengan sigap Rena melakukan ritual rutinnya setiap Andra pulang kerja.Membukakan dasi, Jas dan kancing kemeja suaminya, merupakan hal sepele dan sebetulnya Andra bisa melakukannya sendiri tapi perhatian kecil itu sangat disukai oleh Andra.Beberapa menit kemudian Andra yang telah segar setelah membersihkan tubuhnya, menghampiri Rena yang tengah menyiapkan makan malam di meja makan.Seperti biasa Rena melayani Andra dengan baik mengambilkan makanan ke piring kosong j
“Mereka udah mau, tinggal ganti konsep aja biar sesuai dengan produk kita dan—“ Suara pintu terbuka menghentikan kalimat Monica ketika dirinya sedang berdiskusi bersama Andra juga Ricko.Ketiga orang di dalam ruang kerja itu langsung menoleh ke arah pintu dan mendapati Rena berdiri di sana dengan senyum manis memperlihat dua gigi seperti kelinci yang selalu membuat Andra gemas.“Masuk, sayang …,” terdengar suara lembut yang hanya Presdir tampan itu berikan hanya untuk sang istri tercinta.Jangan lupakan tatapan teduh Andra menyertai seolah memberi keyakinan kepada siapa saja yang melihat kalau cinta Andra hanya untuk Rena.“Lanjutin aja, aku tunggu di luar ya Mas,” kata Rena yang masih berdiri di ambang pintu, enggan menginjakan kakinya masuk lebih dalam.Entah enggan karena telah mengintrupsi meeting di antara ketiga petinggi perusahaan tersebut atau enggan karena dosa kebohongan kepada Monica beberapa waktu lalu.“Masuk aja, sini!” Ricko berseru meyakinkan Rena kalau tak apa b