"Terima kasih, Om. Tetapi kemarin waktu saya bertemu Hendra katanya Om dan Hendra ke makam ayah karena tidak sempat ke rumah,"sahut Andre.Ayah Hendra mengernyitkan keningnya. "Tidak. Om juga tidak ke makam ayahmu. Dimana makam ayahmu, Om juga tidak tahu,'' balas ayah Hendra."Berarti Hendra sudah berbohong. Tetapi kenapa Hendra meninggalkan rumah, Om? Kemarin Hendra juga terlihat menggunakan motor," tanya Andre penasaran."Entah bagaimana Hendra sekarang. Sebenarnya kan Om memang tidak setuju kalau Hendra turun jadi pengacara. Maunya Om, dia itu ke perusahaan Om saja. Agar nantinya dia yang akan meneruskan perusahaan. Paling tidak saat ini belajar dulu. Tetapi dia menolak, dan ingin jadi pengacara. Om bilang saja kalau perusahaan dan semua aset nantinya akan turun ke kamu. Terus dia marah dan pergi dari rumah," jelas Ayah Hendra.Andre jadi berpikir, kalau kemarin Hendra ragu saat mengatakan boleh berkunjung ke rumahnya. Ternyata hal itu yang sedang terjadi. "Tapi apa Om serius aka
Petugas tadi pun tidak berani memegang yang diduga mayat tersebut. Mereka kemudian menghubungi kepolisian untuk bisa membawanya dari sana.Beberapa saat kemudian polisi pun datang bersama dengan ambulan. Di tempat pembuangan sampah tersebut sudah dikerumuni oleh banyak orang. Seorang petugas rumah sakit tersebut kemudian memastikan keadaan yang diduga mayat. "Pak, dia masih hidup," ucap petugas rumah sakit.Ucapan tersebut lantas membuat orang-orang yang ada di sana terkejut. Orang yang sudah berbau busuk itu masih hidup. Petugas rumah sakit memastikan masih hidup dari denyut nadi di pergelangan tangan serta nafas yang masih berhembus meskipun begitu lemah.Polisi memerintahkan untuk segera membawa Roni ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit Roni langsung ditangani oleh tenaga medis. Serta polisi berkoordinasi dengan anggota yang lain untuk menghubungi keluarganya.Beberapa jam kemudian polisi berhasil mendapatkan informasi Roni. Roni memang sedang dicari oleh polisi. Namun, Roni
Mata sayu Roni mengisyaratkan jika dia sedang mendengar Roni."Ron. Aku sedang mencari siapa yang sebenarnya menyuruh kamu untuk membuat aku kehilangan ayahku. Dan juga yang membuat kamu seperti ini. Apakah itu Hendra?" tanya Andre.Pandangan Roni masih sama."Ron, kalau memang iya Hendra tolong kamu kedipkan matamu dua kali! Kalau tidak kamu jangan mengedipkan mata! Coba lihat foto ini? Apakah Hendra ini?" titah Andre. Lalu dia memperhatikan mata Roni.Roni kemudian mengedipkan matanya dua kali."Jadi benar, Hendra adalah dalang dari semua ini?" tanya Andre kembali.Roni mengedipkan matanya dua kali."Oke, cukup. Kamu pulihkan dulu keadaan kamu, Ron! Aku akan mencari keberadaan Hendra. Sudah banyak kejahatan yang Hendra lakukan," tutur Andre.Benar dugaan Andre sebelumnya jika perbuatan yang Hendra lakukan adalah karena salah paham. Namun Hendra cukup temperamental, hingga tidak memikirkan kembali apa akibatnya. Andre berniat segera menemukan Hendra agar bisa menyelesaikan masalah d
Andre kemudian mengajak Mosa untuk pulang. "Dre, boleh nggak kita ke makam ayah? Aku mau cerita sama ayah," tanya Andre."Boleh. Tapi tidak sekarang, ya? Ini kan sudah mau malam. Nggak mungkin kita ke sana sekarang. Nanti saja kalau akhir pekan kita ke sana. Aku akan antar kamu," jawab Andre."Oh, ya sudah. Terima kasih, ya. Aku juga sangat bersyukur aku bisa hamil lagi secepat ini. Benar-benar di luar dugaan. Langsung dua lagi. Bagaimana kalau kita mengadakan pengajian atau syukuran kecil-kecilan gitu. Ya untuk keselamatan bayi kita ini dan juga untuk orang tua kamu," usul Mosa."Iya, ide bagus. Ya sudah nanti kita pikirkan untuk itu, ya?" sahut Andre.Andre lantas mengajak Mosa untuk ke sebuah cafe. "Loh, kok kita ke sini? Bukannya langsung pulang," tanya Mosa."Iya. Aku ingin mengajak kamu makan berdua. Aku sangat bersyukur sekali memiliki kamu," jawab Andre."Baru juga nggak lama kita makan sate di pinggir jalan,'' sahut Mosa."Iya. Tetapi di momen kali ini aku benar-benar ingin
Keesokan harinya Mosa ingin jalan-jalan di sekitar rumahnya. Dia juga sudah mendapatkan izin dari Andre untuk bisa jalan-jalan dengan Mina. "Bu, itu ada orang jual bunga. Kita lihat ke sana, yuk!" ajak Mosa.Beberapa bunga terpajang di pinggir jalan. Mulai dari bunga mawar, kenanga, melati dan lain sebagainya. Mosa tertarik untuk memiliki salah satunya."Bu, aku mau bunga kenanga ini. Kira-kira susah nggak ya menanamnya?" tanya Mosa. ''Tidak kok. Bunga kenanga ini mudah. Hanya perlu disiram saja sekali sehari terus diletakkan di depan rumah nanti akan tumbuh sendiri," jawab penjual bunga."Oh gitu, ya? Saya mau satu, ya?" sahut Mosa.Setelah membayar Mosa pun pulang dengan membawa satu pot bunga kenanga. Sesampainya di rumah Mosa meletakkan di teras rumahnya bersama dengan bunga yang lain."Loh, Bu Mosa baru beli bunga, ya?'' tanya Bi Imah yang kebetulan menyiram bunga di depan rumahnya. "Iya nih, Bi. Sepertinya menarik dan kata yang jual juga gampang. Aku mau punya bunga kenanga.
"Kami juga berusaha semaksimal mungkin, Pak. Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lagi," balas polisi.''Saya percaya kepada polisi. Karena polisi selalu menjadi pengayom masyarakat. Kalau begitu saya permisi dulu, Pak," pamit Andre."Terima kasih banyak, Pak."Enam bulan kemudian, Andre mengajak Mosa ke suatu tempat. Dimana kini kandungan Mosa sudah semakin terlihat besar. Andre mengajak Mosa ke sebuah resort yang cukup jauh dari keramaian kota. Dimana di sana tersedia fasilitas yang memadai. Dari pemandangan pantai yang eksotis serta alam yang masih asri pun ada di sana.Mosa dengan senang hati menikmati udara nan sejuk di sana. Apalagi kini dia juga sudah mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ibu dari bayi kembarnya.Menurut dokter paling cepat satu bulan lagi atau juga tiga bulan lagi. Semua tergantung dari bayi yang ada di dalam perut. "Dre, aku senang kamu mau mengajak aku ke sini. Kita akan menginap berapa lama di sini?" tanya Mosa."Tiga hari dua malam. Aku se
"Aku juga sangat mencintaimu. Oleh karena itu aku ingin terus bisa membahagiakan kamu, Mosa. Dan juga anak-anak kita nanti. Aku ingin mereka besar dan tumbuh dalam keluarga yang saling mencintai. Sehingga mereka tidak akan kekurangan kasih sayang dan tidak perlu juga mencari kasih sayang di luar sana," sahut Andre menatap wajah Mosa."Aku akan berusaha seperti itu. Sebagai istri dan calon ibu tentu tidak semudah yang dibayangkan. Tetapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menjadi ibu dan istri yang baik," sahut Mosa.Menikmati malam yang indah, mereka merebahkan diri di atas ranjang. Memandang langit dengan hamparan bintang. Mereka hanya merasa jika sedang berbulan madu untuk kesekian kalinya. Karena setiap waktu bagi mereka adalah kesempatan emas. Mosa pun merasakan betapa senangnya bisa tidur di sana. Saat malam hari, Mosa merasa risih karena hampir tidak bisa tidur lagi saat terbangun. "Dre, bangun dong!" Mosa mengoyak tubuh Andre."Ada apa?" tanya Andre masih mengant
"Iya iya, paham. Kamu juga jangan pesimis duluan dong! Kamu itu wanita hebat," Andre memberikan Mosa semangat."Hebat kamu lah. Kamu kan jadi wakil direktur. Sudah sukses banget," sahut Mosa."Itu tidak seberapa dengan Kamu yang bisa mengandung dua anak sekaligus. Belum lagi nanti akan melahirkan. Wanita itu hebat, maka dari itu nabi kita kan menyampaikan siapa yang harus ditaati. Ibumu sampai tiga kali baru ayahmu. Itu menandakan jika perempuan itu lebih mulia tiga kali daripada laki-laki," tukas Andre."Tapi perempuan itu harus tunduk dan patuh sama laki-laki sebagai suaminya bukankah itu menandakan kalau laki-laki itu lebih hebat lagi perempuan," balas Mosa."Ya karena laki-laki itu sebagai pelindung perempuan. Tetapi untuk masalah mulia, lebih mulia perempuan. Oh ya, nanti malam kita makan berdua di sini saja atau di paviliun seperti kemarin?" tanya Andre."Di sini sajalah. Di sini lebih bisa romantis sama kamu. Aku juga lagi mau rebahan sekarang cukup capek nih," jawab Mosa."Ya