Share

LANGKAH BESAR

Di kedai kopi yang ukurannya tak terlalu besar, berpengunjung sedikit serta jauh dari keramaian, Adimas duduk sendirian menunggu Ali membawakan informasi untuknya. Sambil menunggu, ia membuka galeri ponselnya dan melihat foto-foto Andini kecil yang lucu nan menggemaskan.

“Kamu tumbuh menjadi putri yang sangat cantik, Nak. Papa tidak bisa melupakan betapa bahagianya Papa memilikimu.” Adimas mengusap-usap wajah Andini yang diperbesar pada layar ponselnya.

Ingatannya akan putrinya terekam jelas. Waktu boleh memudarnya akan kenangan masa muda, tapi tidak dengan setiap detik pertumbuhan Andini yang sangat menggemaskan. Andini tidak berubah, wajahnya seperti Melisa. Melihat Andini dewasa, Adimas seperti melihat mendiang isterinya sendiri.

“Melisa, andai kamu tahu, aku sangat merindukanmu. Jika waktuku sudah tiba, Andini telah bertemu dengan pasangan yang mampu menjaganya, kita akan bertemu lagi, Sayang..” Adimas membelai foto Melisa yang menjadi wall
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status