Share

TELEPON PERTAMA

Liam tiba di kamar indekosnya tak kurang dari tiga puluh setelah mengantar Michelle pulang. Ia bergegas meletakkan perlengkapannya dan membiarkan sepatunya tergeletak begitu saja demi bisa membalas pesan Andini.

“Saya sudah sampai,” balasnya cepat.

“Cepat sekali,” balas Andini tak sampai lima menit kemudian. Ia memang menunggu balasan pesan meski tahu kalau Liam tak akan membalas pesan panjang seperti yang didapatkannya dari teman pria yang pernah dekat dengannya selama di Singapura.

“Kamu sudah makan?”

Kamu sudah makan. Andini mengeja ulang pesan yang dikirimkan Liam untuk memastikan kalau balasan yang diterimanya adalah sebuah kebenaran bukan mimpi yang sering terjadi dalam tidurnya. Sejurus kemudian, ia melompat kegirangan. Bukan main bahagianya.

“Sudah. Kamu?” balas Andini sambil senyum-senyum sendiri.

“Belum. Saya baru ingin merebus mie,” balasnya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status