Share

108. Kabut di Lembah Gunung Munara

Bimantara turun dari kudanya karena kuda tidak mau dipacukan lagi. Bimantara memeriksa mayat-mayat yang ada di sekitarnya. Dia sama sekali tak bisa lagi mengenali wujudnya karena wajah mayat itu sudah rusak dipenuhi belatung. Bau mayat kian menyengat terhirup ke hidungnya. Bimantara ingin muntah namun dia mencoba menahannya untuk menghormati jasad para pendekar entah berasal dari mana yang meninggal dibunuh secara kejam di sekitarnya.

“Siapa yang membunuh mereka, Kuda Putih?” tanya Bimantara heran.

Tak berapa lama kemudian meluncur sebuah tombak ke arahnya dari arah belakang punggungnya. Untunglah Bimantara mampu mendengarnya hingga dia menunduk lalu menggerakkan kaki cahaya naganya hingga tombak itu mampu terpelanting jauh. Bimantara berdiri dengan berjaga penuh khawatir tombak-tombak lain akan berdatangan.

“Siapa itu?! Keluar lah dari persembunyianmu!!!” tegas Bimantara.

Tak berapa lama kumudian tombak-tombak lain berdatangan dar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status