Share

115. Tak Terkalahkan

Bimantara masih tampak lemas. Di matanya terlihat samar Panglima dan pasukannya sedang melawan Cakara. Tak berapa lama kemudian, dia merasakan semakin tak berdaya. Energi cahaya biru itu telah melenyapkan tenaganya. Perlahan pandangan matanya menjadi kabur lalu gelap.

“Bi... man... ta... ra...”

Bimantara merasakan berada di tempat gelap. Dia terkejut ketika mendapati Ki Walang berdiri di hadapannya dalam wujud yang sangat terang.

“Gu... ru...” ucap Bimantara tak percaya. Ketika dia pandangi di sekelilingnya, dia tak tahu sedang berada di mana.

“Ilmumu belum sempurna untuk melawannya,” ucap Ki Walang di hadapannya.

“Apa yang harus aku lakukan Tuan Guru agar bisa kembali sadar dan kembali melawan Cakara?” tanya Bimantara dengan lemah.

“Kumpulkan tenagamu. Kelemahan Cakara berada di punggungnya. Kau harus menghantam punggungnya dengan tendangan kaki cahayamu,” pinta Ki Walang.

&

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status