Share

43.

Dania sudah diperbolehkan pulang. Jack mendorong kursi roda untuk membawa Dania, kali ini tidak ke apartemen akan tetapi ke rumah jack. Sepanjang Jack mendorong kursi rodanya, Dania hanya diam, pandangannya pun kosong seolah tidak memiliki jiwa. Guratan kurang tidur kentara di wajah cantik Dania.

Sejauh ini, Jack belum memberikan sepucuk surat dari Hamiz. Melihat Dania yang sering mengigau memanggil nama Hamiz, membuatnya tidak tega. Ia beranggapan membawa Dania ke rumahnya akan menjadi pelipur dan lebih aman karena ada ibunya yang mengawasi.

”Hei, Leo,” sapa Jack.

Leo memberikan pelukan untuk Dania, namun tidak menerima balasan. Dania hanya diam, memandang Leo linglung. Kembali menangis, menangkup wajah.

”Leo, Sayang. Leo ke rumah dulu ya bantuin nenek.”

”Kenapa mami nggak mau peluk Leo, Papi? Leo udah mandi, kok,” sahut bocah cilik itu, lugu.

Jack menggenggam tangan Leo untuk ikut mendorong kursi roda. Leo tersenyum senang, Jack tidak begitu merasa bersalah karena putranya kembali c
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status