»»»»
"Queen!"
"Queen!"
"Queen!"
Suara bising teriakan dari para penonton membuat malam yang penuh hingar bingar itu tampak semakin meriah. Lampu remang-remang yang terpancar di beberapa sudut jalanan membuat seorang wanita yang sudah duduk di balik kemudi itu menginjak pedal gas di kakinya. Setelah bendera yang di kibarkan sang grid girl jatuh menyentuh tanah, tiga buah mobil mewah meluncur dengan sangat cepat, saling berlomba untuk menjadi yang pertama.
Wanita yang sering di sapa Queen di arena itu tampak sedang dalam mood yang kurang baik. Terlihat dari bagaimana cara wanita itu mengendarai Bugatti Chiron miliknya dengan sangat cepat. Melesat tanpa memperdulikan kedua lawannya yang sudah tertinggal jauh. Mobil mewah yang bernilai tidak lebih dari Rp. 50,69 milyar itu begitu gesit bergerak di jalanan. Bugatti Chiron adalah produk terbatas yang hanya di buat sebanyak 60 unit di pabrik Molsheim, Prancis. Di mulai pada paruh kedua 2020 lalu.
"Queen!" Teriakan para penggemar Queen bersahutan menggema di telinganya malam itu. Benar, Queen adalah seorang pembalap yang sejak beberapa tahun lalu menjadi bahan pembicaraan. Tentu saja karena wanita bernama Queen ini selalu memenangkan pertandingannya.
Tidak di ragukan lagi, walaupun sampai sekarang, identitas Queen masih di rahasia kan. Namun, semua orang seperti sudah menjadi penggemar Queen. Tidak ada yang tau siapa itu Queen di dunia nyata. Karena, saat pertandingan selesai, Queen tak pernah membuka helm yang dia kenakan.
Kibaran bendera di hadapan Queen menandakan pertandingan telah usia. Dan ya, seperti biasa, Queen menjadi pemenangnya. Bahkan, para penggemarnya memanggil dia dengan sebutan the queen of the road. Karena, dia selalu menang dalam balapan.
"So easy, right!" Seorang pria memeluk Queen saat wanita itu keluar dari mobilnya. Semua orang sudah tau. Siapa pria yang baru saja memeluk Queen, dia adalah manager Queen, Rio. Rio sudah terkenal sejak kemunculan si pembalap no 1 itu, Queen.
"Gue harus balik cepet!" ucap Queen dari balik helm yang menutupi kepalanya.
"Kenapa buru-buru? Tumben banget. Ini masih sore lagi!" ucap Rio. Dia adalah manager serta orang kepercayaan Queen sejak dulu.
"Gue ada urusan!" Setelah mengatakan itu, Queen kembali masuk kedalam mobilnya. "Gue ambil mobil di castroom, kalo ada yang cari gue, seminggu kedepan gue nggak bisa tanding. Ada yang harus gue urus!" Setelah mengatakan itu, Queen melajukan mobilnya meninggalkan arena. Sementara itu, Rio yang mengurus hadiah yang di dapatkan Queen malam ini. Rio lega Queen menang juga malam ini, tentu saja karena malam ini, Queen bertaruh apartemen yang baru mereka dapatkan minggu lalu, jika Queen kalah, apartemen mewah itu akan melayang begitu saja. Namun, untunglah Queen memenangkan pertandingannya, jadi apartemen yang di pertaruhan itu aman, dan lagi, Queen mendapatkan barang baru. 2 mobil mewah yang menjadi taruhan malam itu di menangkan oleh Queen. Lamborghini Aventador dengan harga berkisar antara 6,4 Milyar rupiah sampain 8,7 Milyar rupiah, dan satu mobil lagi, Ferarry portofino yang di yang di luncurkan pada Novermber tahun 2019 di Eropa, model ini di pasarkan dengan harga mulai dari 5,3 Milyar rupiah. Kedua mobil itu sekarang sudah menjadi milik Queen.
Siapa yang tidak mengenal Queen. Si ratu jalanan yang sejak kemunculannya sudah membuat heboh para penggemar balapan malam. Queen adalah pendatang baru yang muncul sejak 3 tahun yang lalu. Namun, waktu tiga tahun itu, Queen tak pernah mendapatkan kekalahan sekalipun. Itu sebabnya, Queen di sebut sebagai ratu jalanan. Selain karena dia seorang wanita, sosoknya yang misterius memang selalu menjadi perhatian bagi para penggemar mobil sport dan juga para penyuka balapan.
Sementara itu, Queen yang tengah mengendarai kendaraannya menuju tempat bernama castroom tampak membuka helmnya. Dia tidak bisa di bilang wanita, dia adalah seorang gadis belia yang sangat cantik, dengan rambut panjang hitam tergerai melewati bahu, dan bulu mata yang lentik, mata indah berwarna cokelat madu. Siapa sangka gadis remaja nan cantik itu adalah seorang pembalap sejati.
Elcia Carlstie Devianna. Gadis remaja berusia 17 tahun yang sudah menggeluti dunia malam sejak berusia 13 tahun. Bukan tanpa alasan dia menjajahi dunia malam, bagi dirinya yang masih muda, dunia malam adalah tempat untuk melepas stres dan juga penat. Cia adalah seorang pelajar SMA yang saat ini duduk di bangku kelas 11. SMA favorit di kota jakarta yang di huni oleh sebagian orang kaya di seluruh Indonesia. Bahkan, orang-orang luar juga ada yang bersekolah di sana. Samsard Internasional High School, atau yang sering di sebut dengan SIS atau sekolah Samsard itu memang sangat popular dan juga memiliki reting tertinggi di beberapa Negara.
Cia tampak memarkirkan mobilnya di pelataran sebuah gedung yang di sebut Castroom. Gedung tempat penyimpanan mobil-mobil pribadi milik Cia. Saat Cia keluar dari mobil, seorang pria segera mendekat dan mengambil alih kunci mobil yang masih di pegang gadis itu.
"Menang, Bos?" Tanya pria itu.
"Ya, biasalah!" Cia masuk ke Castroom. Terlihat ada beberapa orang karyawannya sedang membersihkan ruangan itu. Tampak deretan mobil-mobil mewah terparkir apik di dalam ruangan besar itu.
Ada beberapa ruangan yang terbagi, dan ada 5 lantai yang khusus menampung mobil-mobil mewah miliknha. Dan di setiap lantai memiliki tipe tersendiri, ada yang khusus mobil Lamborghini, Bughati, Ferarry, dan juga mobil biasa, maksudnya adalah bukan mobil sport, dan lagi, ada juga ruangan khusus berisi sepeda motor cross dan motor sport. Cia menaiki Hoverboard yang memang tersedia di sana untuknya. Tentu saja akan sangat melelahkan jika dia harus berjalan mengelilingi Castroom hanya untuk memilih satu mobil untuk dia kendarai.
"Bos," sapa seorang pria yang sedang berkeliling. Dia juga memakai Hoverboard, hanya saja, setiap Hoverboard yang ada di sana, memiliki warna yang berbeda. Dan yang Cia pakai, adalah warna hitam dan merah. Itu khusus di gunakan olehnya. Sedangkan, yang di pakai para pekerja di sana, adalah Hoverboard berwarna hitam tanpa corak. Para pria itu adalah penjaga Castroom, ada 5 security yang menjaga tempat itu. Dan ada control room di bagian atas.
"Bim!" panggil Cia pada pria yang menatapnya tadi.
"Ya, Bos?"
"Yang lain mana?"
"Lagi keliling di atas, Bos." Cia mengangguk.
"Gue males ke atas. Tolong ambilin Lambo yang 214 dong!" security bernama Bima itu tersenyum lalu mengangguk.
"Ok, Bos!" Bima meluncur ke atas untuk mengambil apa yang di perintahkan Cia. Maksud dari angka 214 adalah plat nomor mobil itu. 214 yang artinya Cia.
Beberapa saat menunggu sambil bermain ponsel, Bima datang mengendarai mobil berwarna hitam yang tampak mengkilap. Benar saja, semua mobil di castroom memang sangat terjaga dan di rawat dengan baik.
"Oh iya, siapin tempat buat Lambo sama Ferrari ya." Pesan Cia saat menerima kunci mobil dari Bima.
"Siap, Bos. Bos mau langsung pulang?"
"Iya, kalo ada apa-apa, langsung kabar in!"
"Ok, Bos. Siap!" Cia kembali melajukan mobil miliknya untuk pulang ke rumah. Sudah saatnya kembali, agar besok dia tak terlambat datang ke sekolah.
««««
To be Continue ....
»»»»"Dari mana aja lo, baru pulang?" Cia tak mendengarkan dan langsung berjalan menuju lift untuk pergi ke kamarnya. Rumah Cia memanglah sangat besar. Ada 4 lantai yang terbagi menjadi beberapa ruangan. Termasuk ruang gym dan juga kolam renang. Dava Vergion, adalah Kakak tiri Cia. Mereka memang tidak pernah akur sejak kecil. Usia mereka tidak beda jauh, hanya selisih beberapa bulan. Dava lahir lebih dulu di bandingkan Cia. Namun, Cia tak pernah menganggap Dava sebagai saudaranya."Padahal besok sekolah, tapi jam segini baru balik!" Dava menggerutu. Cowok tinggi dengan manik abu-abu indah itu memang bukan asli orang Indoensia. Dava blasteran Inggris-Indonesia, yang mana, Ibunya adalah orang Inggris sedangkan Ayahnya asli dari Jakarta. Dava juga tidak lahir di Indonesia, tempat kelahirannya berada di Negara Australia, tentu saja itu di saat kedua orang tuanya sedang melakukan dinas di sana.
»»»»"Lo mau gue ganti rugi? Berapa?" Cowok itu mengambil dompet dari sakunya dan ingin mengambil uang dari sana."Sialan!" Cia memaki, "gue nggak butuh duit lo, waktu gue kebuang cuma ngadepin manusia kayak lo!" Cia mengulurkan kunci mobilnya pada cowok itu. Si cowok hanya diam dan menaikkan sebelah alisnya. "Lo bego? Benerin mobil gue sampe mulus kayak semula. Besok harus lo balikin!" Cia menarik tangan cowok itu dan meletakkan kunci mobilnya di sana. Dan segera, setelah itu menuju mobil miliknya untuk mengambil tas juga ponsel yang masih tertinggal di sana untuk memanggil ojek online, setidaknya kendaraan itu yang saat ini banyak berkeliaran di dekat sekolahnya.»»»» Cia menatap datar laptop di hadapannya. Seorang pria duduk di sampingnya dengan wajah dua kali lipat lebih datar dari Cia."Bang, lo yakin?" Cia menata
»»»» Dava bangun untuk bersekolah pagi ini. Dan seperti biasa, cowok itu akan mengecek keberadaan sang adik yang memang sangat sulit dia temui, walaupun mereka tinggal dalam satu rumah yang sama."Pagi, Sayang. Udah mau berangkat?" Diana, ibu tiri Dava menyapnya. Dava tersenyum membalas sapaan sang Mama."Ma, Cia belum turun?""Dia udah berangkat tadi pagi." Dava tampak kecewa. Sejujurnya, waktu yang paling tepat untuk melihat Cia itu hanya saat pagi hari. Karena, setiap malam, Cia selalu pulang larut. Tak ada yang bisa melarang Cia di rumah, tentu saja aksi melompat dari lantai 2 rumah itu menjadi peringatan untuk mereka, bahwa Cia adalah orang yang nekat. Bisa saja Cia akan kabur dari rumah dan tidak akan kembali, jika mereka melarang keras kelakuan Cia selama ini."Ya udah, Ma. Dava berangkat dulu!" Diana tersenyu
»»»» Bolos adalah hal biasa bagi Cia. Tetapi, pagi ini, setelah perkelahiannya dengan cowok bernama Yejun, Cia malas keluar. Mood untuk membolosnya jadi berkurang, alhasil, Cia memilih untuk tidur di kelas, dengan membaringkan kepalanya di atas meja. Saat guru datang, Cia masih terlelap dalam tidurnya, hingga sang guru yang baru saja masuk segera mendekati Cia. Guru itu menggeleng pelan, lalu memukul pelan kepala Cia dengan buku paket di tangannya."Kamu ke sekolah niat belajar apa niat tidur!" Tegur sang guru. Cia yang tidurnya terganggu dengan malas bangun sambil menguap."Apa sih, Pak! Ganggu aja!" Cia mengucek sebelah matanya, dan saat itu, tatapannya beradu dengan manik mata hitam milik seorang gadis yang berdiri di depan kelas."Hari ini, kita kedatangan murid baru!" Guru laki-laki bernama Firman itu berjalan kembali ke arah mejanya. "Silahkan perkenalkan diri kamu!""Terima kasih, Pak!" Gadis dengan kuncir kuda itu tersenyum dengan semangat. "Hallo semua, Nama gue Azkian
»»»» Cia berangkat sekolah dengan tenang seperti biasa. Setelah sampai di kelas, suasana yang tadinya berisik langsung tenang. Para teman sekelas Cia bisa menebak bahwa saat ini, mood Cia sedang tidak baik. Dan itu, bisa berakibat tidak baik juga untuk mereka, jadi mereka memilih untuk diam dan sibuk dengan kegiatan masing-masing."Pagi, Cia!" sapa Kian ceria. Semua yang ada di kelas kembali terkejut dengan perilaku Kian. Kenapa bisa, dengan mudahnya Kian menyapa Cia dalam keadaan seperti itu?Cia tanpa menjawab segera meninggalkan kelas, dan dengan bodohnya, Kian mengikuti kemana Cia pergi. Cia sedang malas berdebat atau semacamnya, tingkat kejahilannya berkurang pagi ini. Tetapi, justru itu yang membuat aura mencekam dari dirinya, jika Cia tidak jahil, maka di pastikan dia sedang dalam mode brutal.Kian yang masih mengikuti langkah Cia tampak bingung, si
»»»» Dava hanya bisa menatap Aqila yang berjalan menjauhinya dalam diam. Aqila akan pergi ke Jepang hari ini, dan itu sudah membuatnya sedih. Dava melangkah pergi dari bandara setelah memastikan pesawat yang di tumpangi Aqila lepas landas. Dengan langkah kaki malasnya, Dava menuju sepeda motor yang terparkir apik di parkiran bandara.Pulang adalah keinginan Dava setelah mengantar Aqila, sebelum dia melihat mobil Cia yang tengah melaju di depannya. Dava sebenarnya takut pada Cia, takut jika Cia akan pergi selamanya dari kehidupan keluarga mereka, jika Dava ikut campur dengan urusan Cia. Namun, rasa penasaran cowok itu sudah pada batasnya. Cia sudah terlalu banyak menyembunyikan sesuatu darinya dan keluarga mereka. Dava akan mencari tau perlahan tentang adiknya yang sejak dulu selalu menyembunyikan apapun darinya."Dia ngapain?" Dava menghentikan laju sepeda motornya
»»»» Cia duduk malas di balik kursi kemudi. Wajahnya datar sambil menahan amarah yang sudah ada di ubun-ubun. "Turun sekarang!" Cia menatap cowok di sampingnya itu dengan geram, "gue bilang, turun sekarang!" Bentaknya penuh penekanan."Nggak, sebelum lo jelas in apa yang lo lakuin di sini dan siapa Om-Om yang sama lo barusan!""Itu nggak ada urusannya sama lo, jadi sekarang lo turun, atau lo gue gebukin di sini!""Gue pilih yang kedua, asal lo jawab pertanyaan gue!" Cia melotot. Ingin sekali dia memukuli wajah Dava yang menyebalkan itu."Serah lo!" Cia akhirnya diam. Menyalakan mesin mobilnya dan segera meninggalkan parkiran hotel. Dava hanya duduk diam di samping Cia, tak tau apa yang Cia lakukan di hotel tadi. Yang jelas, Dava merasa harus mengawasi Cia mulai sekarang."Lo mau kemana?" Cia tak
»»»» Cia membuka matanya, bersiap mandi untuk sekolah. Saat gadis itu selesai bersiap dan ingin keluar dari kamar, Cia di kejutkan dengan kehadiran Dava yang sudah menunggunya, dengan satu kalimat menyebalkan bagi Cia. "Gue nebeng ya!" "Siapa lo!" Cia langsung pergi meninggalkan Dava. "Motor gue di bengkel." "Terus?" "Ya ... gue nebeng sama lo lah!" "Ogah!" "Ayolah, Ci. Sekali ini doang! Ya mungkin pulang juga!" "Taxi banyak!" Cia memencet tombol lift yang berada di depannya. Saat terbuka, ada Radith di sana. Bersama Diana yang juga sudah siap dengan baju kerjanya. "Gue maunya sama lo!" Cia tak menjawab lagi. Memilih diam sambil menunggu lift sampai di lantai dasar. Dia tak suka berdekatan dengan Radith, apalagi Diana. &nbs