Share

28. Lamaran

Happy Reading

*****

"Bagaimana keadaan ayah saya, Dok?" tanya Ayumi setelah sang dokter selesai memeriksa.

"Untuk sementara, masa kritisnya belum lewat. Kita lihat perkembangannya sampai besok. Jika tidak ada keluhan, berarti masa kritis Bapak Ramlan lewat. Tolong jaga pikiran dan juga emosinya. Saya permisi, masih ada beberapa pasien yang harus diperiksa."

Menganggukkan kepala, Ayumi menggeser posisi berdirinya. Memberi jalan pada sang dokter untuk melangkah, meninggalkan ruang perawatan Ramlan.

"Terima kasih, Dok. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk kesembuhan Ayah."

"Sama-sama. Semoga Pak Ramlan segera membaik."

Sepeninggal sang dokter, ponsel si gadis berdering nyaring. Ayumi menatap layar dengan malas karena melihat nama yang tertera di kontak. "Untuk apa lagi, dia nelpon aku," gumamnya dan hal tersebut di dengar oleh Ramlan.

"Siapa, Nduk?"

"Bukan siapa-siapa, Yah."

"Kenapa tidak kamu angkat? Orang menelpon pasti karena hal penting."

"Pengecualian untuknya, Yah."

"Maksudnya?"
pramudining

Bagaimana tanggapan kalian dengan cerita ini? Berikan komentarnya, ya. Terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini. Salam kenal dari penulis pemula yang butuh banyak belajar dan masukan.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status