Share

Menumpahkan Rasa Rindu?

Leana tak henti-hentinya mengutuki kecerobohannya. "Mas Elvano pasti marah karena aku tidak mengangkat panggilannya," gumam perempuan itu resah, dia melihat ponselnya yang baru terisi lima persen.

"Kak Lea, makan dulu, yuk. Sudah pukul sepuluh, nanti kemalaman."

Leana menatap Arsen yang berada di ambang pintu. "Arsen, apa Mas Elvano belum balik juga? Coba tolong lihat sekali lagi mobilnya, siapa tahu sudah datang."

Arsen menggeleng pelan. "Sudah lima kali aku bolak-balik, dan mobil Mas Elvano belum datang juga."

Leana menghembuskan nafas berat. "Ya sudah, kamu duluan saja ke meja makan. Nanti Kakak menyusul." Arsen terlihat ragu-ragu. Namun, tak urung mengiyakan. Leana kembali menelpon Elvano, tapi nihil. Perempuan itu tak kehabisan akal, sekarang justru dia mencari kontak Zion, dan langsung menghubungi pria itu.

"Halo, maaf mengganggu malam-malam, Mas, Zion. Saya mau tanya, apakah Mas Elvano masih di rumah sakit?"

"Hah? Vano? Tidak, Vano sudah pamit pulang sebelum dia makan mala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status