Share

19. Perjodohan

Aku masih diam setelah mendengarkan penjelasan dokter tadi pagi. Rupanya ibuku didiagnosis terkena serangan jantung, untung masih bisa diselamatkan. Aku menyandarkan tubuhku pada kursi yang tersedia.

“Ya Allah, astaghfirullah.” Aku mengusap mukaku dengan telapak tangan. Kupandangi wajah Ibu yang masih sangat pucat. Suara pintu terbuka mengalihkan perhatianku.

“Mbak Ambar.”

“Anggi.” Kami berpelukan bahkan kami sudah menangis bersama.

“Mbak.”

Aku melepas pelukanku pada Anggi dan menyambut Saras dan Wulan. Kami berempat berpelukan lagi. Tak ada satupun yang bicara. Kami hanya menangis, saling memeluk dan menguatkan.

“Maafkan Mbak. Mbak lalai. Maaf.”

“Enggak, Mbak. Ini semua musibah. Bukan salah Mbak Ambar,” hibur Saras.

“Iya Mbak, kita semua tahu kok. Mbak Ambar udah jagain Ibu dengan baik,” sambung Wulan.

“Mbak gak tahu akan begini. Harusnya mbak gak p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status