Share

Bab 25. Beharap Terlalu Tinggi

“Darah?” Rumi melihat pada ujung jari Hanan.

“Kamu sakit?” tanya Hanan seraya memegang bahu gadis itu, menatapnya dengan penuh tuntutan dan kekhawatiran.

Rumi menjilat bibir. Sejurus kemudian, gadis itu mengambil sehelai tisu dari atas nakas untuk menyeka sisa darah yang keluar dari hidungnya.

“Rumi, jawab aku!” Hanan mendekati Rumi lalu menarik bahu si gadis untuk berbalik ke arahnya. “Apa kamu sakit?” tanyanya sambil menatap dua manik hitam gadis itu dengan serius.

“Enggak, Mas,” jawab Rumi lalu membuang tisu bernoda darah ke tempat sampah.

“Jangan bohong!” kata Hanan.

Rumi kembali pada Hanan dan berkata, “Ini sudah biasa terjadi. Biasanya kalau aku lagi capek emang suka mimisan.”

Tak ada kebohongan yang terpancar dari sorot mata gadis itu hingga membuat Hanan percaya padanya. Memang sudah cukup lama Rumi mengalami hal seperti ini. Setiap kali kelelahan, maka dia akan mimisan. Dan selama ini Rumi merasa tidak ada masalah dengan itu. Memang akan terasa tidak nyaman saat darah itu aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status