Share

Sebuah Panggilan

Adelia terbangun karena perutnya lapar dan gerah. Kipas angin di kamarnya tak mampu menyejukkan udara. Ia lirik suami di sebelahnya, masih terlelap dengan dengkur yang mendesis. Ia raih gawai di atas nakas. Sudah jam sebelas tiga puluh. Pantas saja cahaya dari atas kusen jendela sudah begitu terang. Sepanjang malam tak tidur membuat mereka membalas waktu tidur sampai tengah hari.

Perlahan Adelia bangkit, sisa-sisa tangisnya semalam masih terasa di kelopak mata. Pandangannya terasa kurang sempurna. Gontai ia berjalan keluar dari kamar. Ia tak peduli hari ini David ada jam mengajar atau tidak, kesehatan suaminya lebih penting.

Adelia membuka lemari esnya, mencari apa ada yang bisa diolah cepat untuk mengisi lambungnya yang kosong. Ia pindai seluruh isi lemari es. Ia raih dua butir telur dan segera mengecek tempat menanak nasi.

“Kok nggak bangunin?” tanya David sambil meraih botol air minum dari lemari es.

“Eh, udah bangun? Ada jam nggak ha

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status