Share

Ilmu Pengasihan 2

“Abang nggak ngerti cara berpikir Indah ini bagaimana? Nikah sirri nggak mau, tapi zinah mau. Kamu pernah berpikir nggak, berapa banyak dosa yang kita buat, Indah? Nggak mau berhenti? Apa kamu nggak ingat mati?”

“Halah, Bang, serius amat mikirnya. Santai kenapa, sih. Indah di sini nggak ke mana-mana. Selalu siap kapan pun Abang mau. Dosa, kan, bisa tobat nanti, pas udah tua. Atau deket-deket kita nikah.” Seperti biasa rayuanku selalu berhasil meluluhkan hatinya.

Kami melewati hari-hari sebagai pacar dari hari menjadi minggu, bulan, dan tahun. Seperti pengakuanku pada Om Andi, kalau tidak seminggu tiga kali, ya dua kali. Yang jelas kami tidak pernah absen soal kebersamaan. Justru semakin sering bersama semakin besar rasa cintaku padanya. Begitu juga Bang Angga. Dia pernah bilang sangat takut meninggalkanku. Entah takut apa aku tidak tahu.

“Sudah terlalu lama, Indah, sudah masuk lima tahun kita pacaran. Kita menikah, ya, keuangan Abang sudah stabil,” ucapnya ketika ulang tahunku.

“O
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status