Share

Kegilaan 2

Terlalu jauh kalau harus ke hotel, apalagi mencari rumah sewa. Apa gunanya kos-kosan itu aku bayar mahal setiap bulannya. Selain privasi terjaga, juga nggak ada yang peduli siapa yang dibawa ke dalam kamar. Asal nggak mengusik penghuni sebelah aja deh.

“Ke kos-kosan, Indah, aja, Om.” Gantian aku yang memegang tangannya.

“Yakin, Nora? Apa tidak terlalu berbahaya. Setahu Om kosan itu ramai, seperti kata Angga dulu.”

“Kosan Indah beda, Om. Buktinya Indah sama Bang Angga sudah lima tahun di sana. Nggak pernah ada yang peduli.”

“Oh, begitu.” Om Andi mengikuti ke mana aku pergi.

Dia melihat ke kiri dan kanan. Memang benar kota di sini sangat ramai daripada Desa Sagu yang sepi. Tapi tak sesepi hatiku yang baru sebentar tak berjumpa dengan Om Andi.

Sampai juga kami berdua di depan kamar. Perhatian Om Andi tertuju pada kamar sebelah yang masih ada sisa-sisa garis kuning kepolisian.

“Itu, tetangga tewas mengenaskan, Om. Padahal malamnya baru pinjem uang makan sama Indah. Dikasih, eh, bes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status