Share

Susah

Aku sudah kembali bekerja. Pertanyaan Om Andi tadi malam nggak aku jawab sama sekali. Aku inginnya ikut, tapi aku juga punya tanggung jawab di sini.

“Tumben, mukanya kusut gitu. Pasti tadi malam nggak dapat jatah dari sesekakek itu, kan?” Masih seperti biasa, Kimmi mewarnai hari-hariku dengan kejulidannya.

“Nggak, kok, emang lagi pengen diem aja. Ayok, rapat entar lagi mulai.” Aku membereskan semua berkas yang harus dibawa untuk presentasi.

Di sini aku duduk, di tempat biasanya. Dulu, di kursi barisan depan, Bang Angga akan duduk di sana. Iya, perusahaan kami bekerja memang beda, tapi ada kerja sama hingga intensitas bertemu semakin sering dan kami berakhir satu ranjang bersama.

Sekarang ada orang lain di sana. Laki-laki juga, mungkin pengganti Bang Angga. Aku perhatikan, eh, dia juga ternyata menatap ke arahku. Lalu aku menundukkan pandangan. Aku nggak mau nanti Om Andi marah besar.

“Cieh, mulai lihat-lihatan. Laku amat jadi janda kembang,” bisik Kimmi di sebelahku.

“Janda apan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status