Share

Semoga Tidak Menyadari

Damian diam dan hanya memandang anaknya. Remaja itu memang  sangat terlihat begitu emosi mendengar pernyataan dari Damian. Dia mengira perkataannya hanya isapan jempol belaka. “Begini saja, kau kenal Tante Ingrid? Aku akan menghubunginya jika kau tidak percaya padaku. Aku hanya berniat menolong. Mamamu pingsan tadi di kantor.” Damian tidak lagi menggoda keano. Dia menelpon seseorang untuk menanyakan nomor telepon dari Ingrid.

“Ingrid, ini Damian. Putra Zahwa tidak percaya kalau ibunya sakit. Kau bicaralah padanya,” ucap Damian.

“Baik, Pak.  Mana Kenaonya?” Damian memberikan telepon itu, Keano ragu menerimanya. Tapi akhirnya mau menerimanya. Dia menempelkan telepon ke pipinya.

“Halo, Tante Ingrid. Apa benar mama sakit?” tanya Keano.

“Iya, Keano. Pak Damian ke rumah untuk menjemputmu.” Keano mengangguk walau Ingrid tidak akan melihat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status