Share

Bab 22. Dilema

Amar Mea Malawi sangat gusar, ia tidak ingin kehilangan kendali menghajar pelayannya. Dengan kesal ia segera menuju sungai, mengikuti anjuran nona Patrice. Amar Mea tahu sifat setia pelayannya itu, jadi Amar Mea Malawi tidak mempermasalahkannya.

Dari arah sungai terdengar suara bambu dipukul bertalu-talu. Tukang kebun menemukan alas kaki serta mantel Mary Aram tersangkut akar pohon di pinggir sungai.

Amar Mea Malawi berlari turun ke sungai. Di dalam sungai sudah ada paman Sanif yang sedang menyusuri sungai dengan perahu. Tukang kebun menyerahkan temuannya kepada Amar Mea Malawi.

"Mary Aram, kau benar-benar kabur dariku?" Amar Mea Malawi mengecup mantel wangi istrinya. Dan alas kaki yang berlumuran darah membuat Amar Mea diam-diam menangis penuh penyesalan.

Di klinik apung dokter Mizeaz, Mary Aram merenung dengan keadaan yang menimpa dirinya. Sebelum datang ke St Martin, hidupnya sangat bahagia. Ayahnya selalu tersenyum dan lembut penuh kasih padanya.

Abee Bong Moja adalah teman semasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status