Share

Bab 29. Sosok Itu

"Oh ya, uang yang aku kirimkan untuk kebutuhan Meina Aram juga. Jumlah yang aku kirim harus cukup untuk satu bulan, karena keluarga Mea Malawi bukan panti asuhan. Jadi berhematlah," Mary Aram beranjak meninggalkan ruang kantor suaminya.

"Amar Mea Malawi! Istrimu sangat keterlaluan!" Protes Miriam Aram gusar.

Amar Mea Malawi tertawa terbahak, "Semakin kau membuat ulah, semakin pula istriku akan jahil memotong uang bulanan kalian."

Amar Mea Malawi tahu jika uang jatah bulanan untuk Aram bersaudara, oleh Mary Aram sebagian dikirimkan kepada tuan besar Ferdinand Aram untuk mengembangkan usaha.

Amar Mea Malawi kagum dengan cara jitu istrinya dalam membalas budi pada tuan besar Ferdinand Aram.

Tidak membutuhkan waktu lama, telepon Amar Mea langsung berdering. Di seberang sana Meina Aram menangis-nangis mencemaskan kebutuhan hidupnya selama satu bulan.

Hidup berdamai dengan keadaan memang membuat hidup lebih baik, pikiran menjadi lebih tenang untuk merencanakan hari esok. Mary Aram berjalan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status