Share

Tidaaaak!

Tepakan kaki kembali terdengar, pria itu berjalan mendekat, tumbuhku semakin beringsut, kaki melipat kebalakang, aku benar-benar ketakutan.

Dia duduk di depan cermin rias, perlahan menuangkan alat kecantikan pada kapas, menggosokannya pada wajah.

Setiap wajah yang terusap berubah warna, dia masih diam menatap lekat wajahnya di cermin. Hatiku berdegup lebih kencang. Meski jarang bertemu dan hanya terlihat dari pinggir, aku bisa memastikan siapa pemilik wajah itu.

"Hai ...," sapanya ramah. Namun, bagiku itu seperti sapaan kematian.

"Heum ... heum ....." Aku berontak untuk membuka ikatan.

"Sssstt!" Bastian meletakkan telujuk dibibirnya. Menatap, lalu tertawa.

Ia meninggalkanku begitu saja yang masih mencoba berontak.

Bastian mengambil sebuah remot tv, ia menyalakan sebuah dvd, lalu duduk di ranjang, tepatnya di bawah kakiku.

"Papah selamat ulang tahun ...." Teriak riang seorang anak, seorang anak laki-laki seusia Bian. Berlari-lari menghampirinya.

"Makasih sayang."

Bastian menggendong
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Probo Harjanti
menegangkan
goodnovel comment avatar
Taro Darsa
Bagus, meracuni org lain pd akhirnya anak yg jd alat mu itu yg mati. Penjarakan 2 iblis itu sampai mati, jika perlu cabut kuku2 mereka & siksa sampai mati
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
Mampus lo Riana,senjata amaln Tuan akhirnaya anakmu mati
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status