Share

Kesedihan Abay

Setelah kepergian Om Malik, aku telah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan lebih memperhatikan Abay, lebih perhatian dari sebelumnya.

Soal amarahku atas kelakuan masa lalu Abay? Sudah khilaf, aku sudah melupakannya.

Lagipula, tidak mungkin aku menjalani masa kini dengan genangan masa lalu didalam benak. 

Meski memang sulit untuk dimaafkan, bagaimanapun juga dosa yang telah Abay lakukan adalah dosa sebagaimana manusia biasa.

Begitupun dengan Ina dan Predi. Awal mulanya mereka enggan untuk memaafkan Abay. Tapi setelah kepergian Om Malik, semua hati batu itu mendadak menjadi selembut roti.

Bukan saatnya lagi memperdebatkan masa lalu, saat nya menghibur Abay  dan memberikan nya ketenangan sehingga dirinya bisa melupakan kepergian sang Ayah yang bisa dikatakan sangat mengenaskan.

"Bay?"

"Hmm?"

Ia melihat ke arahku, matanya masih sebam.

"Udah ya." 

"Udah apa nya?"

"Udah nangisnya." Ujarku.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status