Share

81. Perpisahan

Begitu terbangun di pagi hari, Gabriella tidak berani bergerak. Sang suami masih tertidur pulas, seperti bayi yang tengkurap di atas tubuh ibunya.

“Max?” bisik wanita itu menguji.

Selang beberapa detik, tidak ada suara yang terdengar. Pria itu tetap bergeming.

Mengetahui bahwa sang suami nyaman dengan bantal empuknya, bibir Gabriella otomatis melengkung kecil. “Kau pasti kelelahan,” gumamnya sembari menyentuh rambut sang suami.

Dalam diam, wanita itu memperhatikan detail wajah di bawah dagunya. Mata yang sering ia tatap, sedang bersembunyi di balik kelopak lebar. Bibir yang sering memberinya kehangatan, sedang bergeming tanpa suara. Perlahan-lahan, kesedihan mulai menggetarkan udara dalam paru-parunya.

“Aku pasti akan sangat merindukanmu,” batin Gabriella sebelum menelan ludah.

Sedetik kemudian, ia terpejam, berusaha menahan gejolak dalam dada. Matanya yang panas tidak boleh menampakkan kegelisahan. Rencananya bisa berantakan jika samp

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status