Share

S2| 157. Pengakuan sang Peramal

“B-bukankah itu peramal yang dulu?” gumam si wanita hamil dengan napas tertahan. Matanya bergetar selagi kengerian melingkupi pikiran.

Sadar bahwa sekujur tubuh Mia telah berubah tegang, Julian sontak memindahkan tangannya untuk menggosok lengan dingin sang istri. “Ya, dia memang peramal waktu itu. Tapi, kau tidak perlu khawatir. Kali ini, kita tidak usah menggubris omongannya. Ayo berjalan seolah menganggapnya tak ada.”

Mendengar sugesti sang suami, Mia pun menelan ludah. Setelah menghirup napas dalam-dalam, ia mengangguk. “Baiklah,” desahnya sembari mengeratkan genggaman.

Sedetik kemudian, pasangan itu lanjut melangkah. Keduanya sama-sama menghindar dari tatapan si peramal. Julian memandang ke arah samping, sedangkan Mia berpura-pura sibuk mengamati gerak kaki. Paham dengan apa yang sedang dilakukan oleh majikannya, Lena pun turut menyibukkan mata.

“Siapa sebenarnya perempuan itu, Nyonya?” bisik si pelayan muda selagi mengatur ulang tas yang ditente

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status